Internasional

Joe Biden, Hadits Nabi, dan 'Insyaallah'

Ahad, 8 November 2020 | 07:05 WIB

Joe Biden, Hadits Nabi, dan 'Insyaallah'

Presiden AS Terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden. (Foto: bostonglobe.com)

Jakarta, NU Online
"Barangsiapa di antara kamu yang melihat kemunkaran maka ubahlah dengan tanganmu. Jika tidak sanggup lakukan dengan lisanmu. Jika masih tidak sanggup ubahlah dengan hatimu." Inilah hadits Nabi Muhammad yang disampaikan Joe Biden saat kampanye untuk merebut hati pemilih Muslim di Amerika.


Di kesempatan kampanye lainnya Joe Biden pernah berucap "Insyaallah" dan berjanji pada umat Islam. Saat debat kandidat, Joe Biden juga melontarkan frase "Insyaallah" saat menyinggung laporan pajak tahunan Donald Trump yang dianggap tak pernah transparan.


Dua langkah Joe Biden ini dilakukan tidak lain untuk meyakinkan dan menunjukkan keseriusannya merangkul Muslim Amerika Serikat. Keseriusannya ini diwujudkan dengan akan ditandatanganinya undang-undang kejahatan rasial serta mengangkat staf Muslim dalam pemerintahannya.


Berdasarkan Jajak Pendapat Pilpres 2020 yang dirilis oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR), organisasi hak sipil dan advokasi Muslim terbesar di Amerika, hampir 69 persen pemilih Muslim memberikan suara mereka untuk calon Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden. Sementara 17 persen lainnya mendukung Presiden Donald Trump.


Pilpres kali ini juga berdasarkan rilis dari CAIR, mencatatkan rekor jumlah pemilih Muslim tertinggi dengan 84 persen dari keseluruhan muslim yang memiliki suara. Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad mengatakan bahwa kemampuan signifikan komunitas Muslim yang mencapai 3,45 juta orang untuk mempengaruhi hasil berbagai pemilihan, termasuk pemilihan presiden, telah diakui secara nasional.


"Sekarang adalah waktu untuk meminta pertanggungjawaban politisi yang kami pilih untuk memastikan bahwa hak sipil dan agama semua orang Amerika ditegakkan dan dilindungi," kata Direktur CAIR Urusan Pemerintah Robert S McCaw dikutip dari The Economic Time, Ahad (8/11).


Setelah terpilih sekarang, Muslim Amerika menunggu janji Wakil Presiden di masa Barrack Obama ini yang dalam kampanyenya akan bekerja dalam kemitraan dan memastikan suara umat Islam termasuk dalam proses pengambilan keputusan untuk membangun Amerika.


Janji lain yang pernah tegas dinyatakan Joe Biden di antaranya mengakhiri larangan terhadap pelancong dari negara-negara mayoritas Muslim berkunjung ke Amerika Serikat yang ditetapkan oleh Donald Trump. "Jika jadi Presiden, saya akan mengakhiri larangan ini pada hari pertama. Hari pertama," tegasnya.


Peraturan pelarangan pelancong dari tujuh negara Islam ini dilakukan Trump sejak 2017. Berbagai pihak berusaha merevisi peraturan ini namun Pengadilan Mahkamah Amerika Serikat malah menguatkannya pada Juni 2018.


"Saya berharap kita diajari lebih banyak di sekolah-sekolah kita tentang iman Islam. Saya harap kita bisa berbicara mengenai semua agama, agama dengan pengakuan yang besar," kata pria 77 tahun ini saat acara virtual yang diselenggarakan komunitas muslim (Political Action Committee/PAC).


Joe Biden berhasil memenangkan pemilu di Amerika Serikat (AS) usai memperoleh suara sebanyak 290 suara elektoral (electoral votes) atau 50,6% dibanding lawannya Donald Trump yang memperoleh suara sebanyak 214 atau 47,7%. Ia menjadi menjadi Presiden Amerika Serikat ke-46 bersama wakilnya, Kamala Harris, dan akan dilantik pada 20 Januari 2021 mendatang


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan