Internasional

Innalillahi, Ulama Afghanistan Kembali Jadi Korban Bom di Masjid Kabul

Kam, 18 Agustus 2022 | 21:30 WIB

Innalillahi, Ulama Afghanistan Kembali Jadi Korban Bom di Masjid Kabul

Kondisi masjid yang terkena serangan bom di Kabul Afghanistan. (Foto: CNN Indonesia)

Jakarta, NU Online
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.


Ledakan bom terjadi di sebuah masjid di Kabul Afghanistan, Rabu (17/8/2022), saat shalat Maghrib. Sedikitnya 10 orang dilaporkan tewas dan 27 orang luka-luka dalam insiden ledakan bom itu.


Melansir Guardian, di antara yang tewas dalam ledakan tersebut adalah seorang ulama terkemuka, Amir Mohammad Kabuli. Beberapa korban luka juga terdiri dari anak-anak.


Rumah Sakit Darurat Italia di Kabul melaporkan bahwa 27 warga sipil yang terluka sebab ledakan itu, termasuk 5 anak-anak di bawa ke sana dari lokasi ledakan bom.


Kepala kepolisian Kota Kabul, Khalid Zadran, membenarkan ledakan di dalam sebuah masjid di Kabul utara. Meski begitu, ia belum menyebutkan jumlah korban atau jumlah korban tewas dan luka-luka.


Sementara itu, Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid turut mengutuk kejadian ledakan itu dan menegaskan bahwa “Pelaku kejahatan semacam itu akan segera diadili dan akan dihukum”. Para saksi mata menyebut ledakan tersebut sangat kuat hingga menghancurkan jendela di gedung-gedung di dekatnya.


Menurut seorang saksi mata, seorang warga di lingkungan kota Khair Khana di mana Masjid Siddiquiya menjadi sasaran. Ledakan pada hari Rabu itu dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri.


Ada kekhawatiran jumlah korban bisa meningkat. Pada Kamis (18/8/2022) pagi, seorang saksi ledakan yang menyebut namanya sebagai Qyaamuddin mengatakan kepada Associated Press bahwa dia yakin sebanyak 25 orang mungkin tewas dalam ledakan itu.


“Saat itu waktu salat Maghrib, dan saya sedang mengikuti shalat bersama yang lain saat ledakan terjadi,” kata Qyaamuddin.


Ledakan itu terjadi setelah satu tahun pemerintahan Taliban di Afghanistan. Belum ada pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Intelijen Taliban masih menginvestigasi serangan mematikan ini.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori