Internasional

Innalillahi, 24 Jamaah Haji Wafat di Mina, Terbanyak Masalah Jantung

Kam, 29 Juni 2023 | 18:45 WIB

Mina, NU Online

Sebanyak 24 jamaah haji Indonesia meninggal dunia selama prosesi puncak ibadah haji di Mina. Mereka adalah jamaah haji reguler dan khusus. 


"Perkembangan sampai dengan tanggal 29 Juni pukul 10.00 waktu Arab Saudi jamaah haji yang wafat itu sebanyak 24 orang. Rinciannya, 22 reguler, 2 haji khusus," ujar Kasie Kesehatan Satgas Mina dr. Thafsin Alfarizi, Rabu (29/6/2023). 


Rinciannnya, 14 meninggal di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), kemudian 6 orang di pos layanan kesehatan di Mina, dan 2 orang dalam perjalanan di pinggir jalan maktab 56. Mayoritas jamaah haji yang meninggal adalah jamaah haji lansia.


"Penyebab kematian jantung, paru-paru, itu penyakit yang terbesar, ditambah penyakit diabetes. Jamaah yang meninggal rencananya dimakamkan di Syaraya dekat Kota Makkah," ujarnya. 


Sedangkan, jamaah haji Indonesia yang dirawat di RSAS yang berada di Mina Al Wadi kurang lebih ada 56 orang termasuk di Mina Azzasir. Sementara jamaah-jamaah haji yang diobservasi di rumah sakit Mina ini ada 189 orang. 


"Ini merupakan data hari kedua dari tanggal 28 Juni selama jamaah berada di Mina. Penyebab terbanyak itu penyakit heat stroke. Mereka rata-rata berusia di atas 55 tahun," paparnya. 


Thafsin menyebut, ada tiga jenis penyakit yang menyerang jamaah. Di antaranya, heat stroke sebanyak 39 jamaah, penyakit pernapasan sebanyak 19 orang, dan kelelahan 17 orang.


"Ini adalah penyakit tiga terbesar dari angka kunjungan pos pelayanan selama dua hari di Mina hingga jam 10 pagi ini," ucapnya. 


Tahfsin menjelaskan, jamaah haji heat stroke karena kena sengatan atau terpapar cukup lama panas tanpa menggunakam pelindung diri, dan juga kurangnya cairan. 


"Imbauan untuk melontar sebaiknya ikutilah aturan yang sudah diatur pemerintah Indonesia, jam-jam tertentu sehingga untuk kepadatan maupun cuaca apabila ada cuaca cukup panas menggunakan penutup kepala atau payung kemudian kaca mata," katanya.


Selain itu, kata Thafsin, jangan lupa minum oralit dengan air sebanyak 300 ml sekali dalam sehari sebelum pergi. "Siapkan minum selama di perjalanan dan semprotan-semprotan yang mungkin bisa mengurangi dehidrasi selama melempar di Jamarat. Ya itu jadi pemicu heat stroke," katanya. 

 
Untuk itu, Thafsin menyarankan agar jamaah yang tidak bisa melontar jumrah karena kondisi kesehatan sebaiknya dibadalkan saja. 


"Haji itu adalah Arafah yang sudah kita selesaikan. Apabila enggak bisa dengan kondisi fisik, dengan cuaca yang cukup ekstrem bagi kita maka bisa dibadalkan baik itu teman maupun petugas yang nanti bisa membadalkan kita di Jamarat," katanya.


Pewarta: Mahbib Khoiron
Editor: Muhammad Faizin