Internasional

Imam Uzbekistan Dipecat Usai Desak Presiden Izinkan Pemakaian Jilbab

NU Online  ·  Senin, 10 September 2018 | 14:30 WIB

Tashkent, NU Online
Seorang Imam Masjid Omina di Tashkent, Fazliddin Parpiyev (32), mendesak Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev untuk mencabut larangan simbol-simbol keagamaan seperti jilbab bagi perempuan dan jenggot bagi laki-laki. Desakan itu disampaikan melalui video. Akibatnya, imam tersebut dipecat. 

Dalam video yang diunggah di Facebook tersebut, Imam Parpiyev mengkritik Presiden Mirziyoyev. Ia mengutarakan, meski sudah mengalami reformasi tapi Muslim Uzbekistan masih ditindas. Mayoritas warga Uzbekistan adalah Muslim, tapi mereka dilarang memakai jilbab dan memelihara jenggot. Oleh karena itu, ia mendesak Presiden Mirziyoyev agar mencabut larangan tersebut. 

Apa yang dilakukan Imam Parpiyev terhadap pemerintah adalah sesuatu yang tidak lazim. Dikutip Reuters, Senin (10/9), jabatan Parpiyev sebagai Imam Masjid Omina dicabut oleh Dewan Muslim Uzbekistan, sebuah lembaga yang disinyalir dekat dengan pemerintah.

“Saya tidak menyesali apa yang saya katakan di video saya,” tulis Imam Parpiyev.

Terkait hal ini, pihak pemerintah Uzbekistan dan Dewan Muslim Uzbekistan belum memberikan komentar. 

Semenjak dilantik menjadi Presiden Uzbekistan pada 2016, Mirziyoyev berupaya melakukan berbagai macam reformasi dalam bidang ekonomi dan politik, termasuk memberikan kelonggaran terhadap pembatasan kebebasan beragama. 

Namun demikian, pemerintahan Mirziyoyev tidak kunjung mencabut larangan berpakaian dan memakai atribut keagamaan yang sudah berlangsung puluhan tahun. Bahkan, bulan lalu siswa di sekolah juga dilarang untuk menggunakan jilbab. (Red: Muchlishon)