Internasional

Haul Ke-5 Gus Dur Juga Digelar di Arab Saudi

NU Online  ·  Ahad, 28 Desember 2014 | 14:32 WIB

Jeddah, NU Online
Peringatan haul kelima almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tak hanya diselenggarakan di Tanah Air. Menjelang penghujung tahun ini sejumlah warga negara Indonesia (WNI), baik yang tinggal di Kota Jeddah maupun di Kota Mekkah, Arab Saudi, menggelar acara tahunan tersebut.
<>
Kegiatan yang dimotori Pimpinan Cabang Istimewa Gerakan Pemuda Ansor Arab Saudi ini mengusung tema “Gus Dur Guru Bangsa yang Moderat, Santun dan Menyejukkan”. Selain tahlilan, acara juga diisi ceramah agama.

Acara yang digabung dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini menghadirkan DR. KH. Nuril Arifin, pengasuh Pesantren Soko Tunggal Semarang, Jawa Tengah. Peringatan haul berlangsung khusuk di Masjid Indonesia Jeddah (MIJ), Kota Jeddah, Arab Saudi, Jumat (26/12) malam waktu setempat.

Sejumlah tamu yang hadir antara lain Dharmakirty Syailendra Putra (Konsul Jenderal RI Jeddah), Moehammad Amar Ma’ruf (Pelaksana Fungsi Ekonomi KJRI Jeddah), Syarif Syahabuddin (Fungsi Pensosbud KJRI Jeddah), KH. Ahmad Firdaus Abdul Mannan (Rais Syuriah PCINU Arab Saudi), Ir. H. Ahmad Fuad Abdul Wahhab (Ketua Tanfidziyyah PCINU Arab Saudi), dan Ny Hj Sinsin Rosyidin (Ketua Sekolah Indonesia Mekkah).

Dalam sambutannya, Dharmakirty menyampaikan, momen haul merupakan momen pembelajaran dan peneladanan dari sosok yang sudah wafat kepda generasi selanjtunya. Haul, menurutnya, adalah ikhtiar menghidupkan kembali spirit dan jiwa-jiwa kemanusiaan seseorang untuk diteladani generasi selanjutnya.

“Kita sepakati bersama bahwa Gus Dur mengajarkan kepada kita cara hidup berdampingan sebagai masyarakat heterogen untuk tetap saling menghargai, mengasihi, tenggang rasa dan menyayangi sesama tanpa memandang perbedaan. Beliau adalah sosok inspirasional bagi bangsa Indonesia yang menampilkan Islam dengan wajah ramah. Spirit beliau kita hidupkan kembali untuk kita teladani sebagai modal hidup bermasyarakat,” sambungnya.

Lagi-lagi ratusan peserta dibuat hanyut dalam kesedihan ketika DR. KH. Nuril Arifin naik ke panggung. Kiai yang akrab disapa Gus Nuril ini mengawali ceramahnya dengan membaca “Syair Tanpo Wathon”. “Saya mohon maaf jika membaca syair ini saya jadi betul-betul merindukan sahabat saya, guru saya, bapak saya, dan pemimpin saya,” tuturnya usai membaca syair dengan sesenggukan. (Ridho El-Qudsy/Mahbib)