Internasional

Gaya Jenaka KH Ma’ruf Amin Saat Menyampaikan Kuliah Umum di Singapura

Rabu, 17 Oktober 2018 | 13:15 WIB

Singapura, NU Online
KH Ma’ruf Amin diundang S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) Singapura untuk menjadi narasumber dalam acara kuliah umum pada hari ini, Rabu (17/10).  Pada saat membuka kuliah umum, KH Ma’ruf Amin menyampaikan sesuatu yang membuat para hadirin bertepuk tangan dan tertawa terpingkal-pingkal.

“Mungkin pertama kali ada pemakalah di kesempatan (public lecture) ini yang memakai sarung,” kata Kiai Ma’ruf yang diiringi tawa hadirin, sebagaimana rilis yang diterima NU Online. 

Kiai Ma’ruf kemudian menyebutkan bahwa sarung adalah salah satu pakaian ulama Indonesia. Sehari-harinya, yang dipakai adalah sarung. Setiap menghadiri acara –meski acara formal keagamaan, Kiai Ma’ruf juga terlihat memakai sarung. 

“Kebetulan waktu saya dipilih Pak Jokowi sebagai calon wakil presiden, saya  tanya beliau, ‘Pak Jokowi, apa saya harus ganti kostum?’” kata Kiai Ma’ruf yang disambut gelak tawa peserta kuliah umum.  

“Beliau (Presiden Jokowi) mengatakan, Pak Kiai tetap saja tampil sebagai ulama,” kata Kiai Ma’ruf menirukan Presiden Jokowi.

“Karena itu, saya di mana pun, sepanjang tidak dilarang, saya akan memakai sarung, walaupun saya juga punya celana,” lanjutnya yang sekali lagi membuat ruangan kuliah umum kembali riuh akan tawa peserta.

Seri Kuliah Umum Pemimpin Indonesia (Public Lecture Indonesian Leaders Series) digelar RSiS-Universitas Teknologi Nanyang di Ruang Taurus & Leo, Lantai 1, Hotel Marina Mandarin, Singupura. Acara berlangsung selama 1,5 jam, mulai pukul 15.30 sampai 17.00 waktu setempat.  

Dalam kesempatan ini, Kiai Ma’ruf menyampaikan sebuah makalah yang diberi judul Rekonsolidasi Wasathiyah Islam: Promosi Islam ‘Jalan Ketiga’ dan Arus Baru Ekonomi Berkeadilan. 

Acara dibuka dan dipandu oleh Tan Sie Ceng, kepala Lembaga Pertahanan dan Studi Strategis RSiS. Setidaknya, ada 150 peserta yang hadir dalam acara tersebut. Hadir beberapa tokoh baik Indonesia maupun dari luar seperti Alex Noerdin (mantan Gubernur Sumsel), Soedrajad Djiwandono (mantan Gubernur BI), M Najib Azka (Sosiolog UGM), diplomat KBRI di Singapura, dan diplomat dari Kedutaan Belanda di Singapura.

Peserta bukan hanya dari kalangan akademisi dan peneliti, tapi juga tampak ada peserta dari pimpinan beberapa bank, pelaku bisnis, kamar dagang Singapura, pimpinan beberapa perusahaan multinasional, dan lain sebagainya. (Red: Muchlishon)