Internasional

Gara-gara Corona, Masjid Al-Aqsa Yerusalem Ditutup

Sen, 16 Maret 2020 | 16:00 WIB

Gara-gara Corona, Masjid Al-Aqsa Yerusalem Ditutup

Masjid Al-Aqsa di Yerusalem ditutup sementara waktu untuk para jamaah dan pengunjung untuk mencegah penularan virus corona.

Yerusalem, NU Online
Pengurus Masjid Al-Aqsa Yerusalem mengumumkan bahwa masjid suci ketiga bagi umat Islam itu ditutup sementara waktu untuk jamaah dan pengunjung. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

“Departemen Wakaf Islam memutuskan untuk menutup seluruh tempat salat di dalam area Masjid Al Aqsa sampai pemberitahuan selanjutnya sebagai langkah pencegahan penyebaran virus corona,” kata Direktur Masjid Al-Aqsa, Omar Kiswani, dinukil NU Online dari laman Aljazeera, Senin (16/3).

Meski demikian, Kiswani menyebut bahwa shalat masih bisa dilaksanakan di area terbuka di kompleks masjid tersebut. “Seluruh kegiatan beribadah akan dilaksanakan di area terbuka kompleks Masjid Al Aqsa," lanjutnya.

Pada Sabtu lalu, Kementerian Agama dan Wakaf Yordania sebagai pengurus Masjid Al-Aqsa mengeluarkan perintah agar seluruh masjid dan gereja di wilayah Palestina ditutup sementara, mengingat merebaknya virus corona. 

Masjid-masjid yang berada di Tepi Barat juga mengumumkan agar jamaahnya melaksanakan shalat di rumahnya masing-masing untuk sementara waktu, guna menangkal penyebaran virus corona. Pengumuman itu disampaikan melalui pengeras suara. 
 
Perdana Menteri Palestina, Mohammed Shtyyeh, menerapkan kebijakan isolasi selama selama 30 hari ke depan, demi menangkap penularan virus yang berasal dari Kota Wuhan, China itu. 

Hingga Senin (16/3) malam, ada 39 kasus virus corona di Palestina. Kasus corona di Batlehem pada 5 Maret lalu merupakan kasus pertama di Palestina. Peristiwa itu membuat Palestina dan Israel menutup akses masuk dan keluar kota tersebut.
 
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona sebagai pandemi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. WHO sangat berhati-hati menyebut suatu penyakit dengan pandemi. Pasalnya, jika disalahgunakan maka kata itu—pandemi- bisa menyebabkan ketakutan yang tidak logis.

Data worldometers, Senin (16/3) malam, menunjukkan bahwa virus corona telah menyebar di 162 negara dan wilayah. Total kasus corona mencapai 175.235 kasus, di mana 6.713 meninggal dan 77.867 kembali pulih.
 
Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad