Internasional

Fakta Wafatnya Puluhan Ribu Jamaah Haji karena Pandemi Kolera Abad 19

Sel, 7 April 2020 | 08:00 WIB

Fakta Wafatnya Puluhan Ribu Jamaah Haji karena Pandemi Kolera Abad 19

Potret Ka'bah dan Masjidil Haram pada tahun 1885 oleh Snouck Hurgronje. (Foto: Sothebys)

Jakarta, NU Online
Dalam sejarahnya, gelombang pandemi kolera yang terjadi sepanjang abad 19 telah menyebabkan puluhan ribu jamaah haji meninggal dunia. Pada 1826 silam, muncul pandemi kolera yang diketahui berasal dari Delta Sungai Gangga, Provinsi Bengal, India. Ini merupakan gelombang pandemi kolera kedua dan terbesar pada abad ke-19 karena menyebar di banyak negara Asia, Eropa, bahkan Amerika Utara. Ratusan ribu orang—bahkan jutaan—di seluruh dunia dilaporkan meninggal dalam pandemi ini. Untuk diketahui, gelombang pertama pandemi kolera terjadi pada 1817-1823 dan berasal dari India juga. 

Dari India, pandemi kolera gelombang kedua ini terus menyebar ke beberapa wilayah lainnya. Di antaranya Kabul dan Balkh, Afghanistan; Bukhara (1827) dan Orenburg, Rusia (1828); Teheran, Iran (1829); Moskow dan kota-kota utama di Rusia (1830-1831); Polandia (1831); Hungaria, Jerman, Finlandia, Swedia, Austria, Inggris (1831); Irlandia, Perancis, Kanada, Amerika Serikat (1832); serta Kuba dan Meksiko (1833).  
 
Sementara dari arah lain, sebagaimana diuraikan George C Kohn dalam bukunya Encyclopedia of Plague and Pestilence: From Ancient Times to the Present, jamaah haji dari Mesopotamia (Irak) dan Jazirah Arab membawa pandemi kolera—yang berasal dari India itu—ke Makkah pada saat musim haji 1831. Pandemi kolera kemudian menyebar dengan sangat cepat di tengah-tengah jamaah haji lainnya. Para pejabat tinggi seperti Gubernur Makkah dan Jeddah, serta Pasha Suriah juga terkena wabah. Akibatnya, hampir 3.000 jamaah haji yang pulang dari Makkah meninggal dunia setelah terinfeksi wabah kolera.  

Berdasarkan data yang dirilis Yayasan Raja Abdulaziz untuk Riset dan Arsip pada awal Maret lalu, pandemi kolera yang berasal dari India itu membunuh hampir tiga perempat dari total jamaah haji 1831. Sejak saat itu, Makkah kerap kali diserang pandemi kolera sampai tahun 1912.   

Pada November 1946, pandemi kolera kembali menyerang Makkah. Gelombang ketiga pandemi kolera ini menewaskan 15 ribu orang di kota suci itu. Pada 1858 dan 1859, pandemi kolera muncul kembali di Makkah. Disebutkan Nottidge Charles Macnamara dalam A History of Asiatic Cholera, jamaah haji yang meninggal akibat wabah ini sangat besar. Meski demikian, Macnamara tidak menyebutkan secara detail berapa angkanya. 

Hal ini itu sangat dikhawatirkan karena jamaah haji bisa saja membawa wabah tersebut ke Damaskus, Suriah. Namun ketika sampai di sana, kafilah yang pulang dari Makkah berada dalam keadaan sehat-sehat saja. Gurun padang pasir nampaknya memiliki pengaruh baik untuk menghancurkan semua jejak penyakit itu.
 
Kemudian pada 1865, Muslim India mengunjungi Makkah untuk menunaikan haji. Mereka kembali membawa kolera—yang saat itu mewabah di India dan merupakan gelombang keempat pandemi pada abad 19—ke kota suci. Ada 90 ribu jamaah haji dari seluruh dunia yang berkumpul di Makkah pada saat itu, di mana sekitar 30 ribu di antaranya terkena pandemi kolera. 

Dalam tesisnya berjudul Empire of The Hajj: Pilgrims, Plagues, and Pan-Islam under British Surveillance, 1865-1926, Michael Christopher Low menyebut bahwa pandemi kolera yang menyerang Hijaz pada 1865 tersebut menyebabkan sekitar 15 ribu jamaah haji wafat. 

Sepulang dari Makkah, jamaah haji tersebut menularkan wabah kolera ke Semenanjung Arabia seperti Irak, Suriah, Palestina, dan bahkan Mesir. Dari Mesir ini wabah kemudian menyebar sejumlah wilayah di benua Afrika, Eropa, dan bahkan Amerika. Pandemi kolera gelombang keempat ini kembali ‘menghampiri’ Makkah pada 1872.

Pada 1881, wabah kolera lagi-lagi ditemukan di Bengal, India—wilayah yang menjadi rumah endemi pada saat itu. Gelombang kelima pandemi kolera dengan cepat menyebar ke negara-negara lainnya dan sampai di Makkah pada 1881-1882. Namun, tidak ada catatan atau informasi terkait dengan berapa jamaah haji yang terpapar dan wafat akibat pandemi kolera gelombang kelima ini. Yang pasti, seperti sebelum-sebelumnya, para jamaah haji yang pulang dari Makkah itu membawa wabah kolera ke tempat-tempat asalnya. 

Adapun pandemi kolera gelombang keenam terjadi pada 1899 hingga 1923. Dan lagi-lagi berasal dari India. Pada 1902, umat Islam India berangkat ke Makkah via laut untuk menunaikan haji. Secara langsung, mereka membawa wabah kolera kota suci bagi umat Islam tersebut untuk yang ke sekian kalinya. Wabah kolera itu kemudian menyebar luas di Makkah pada Februari 1902. Dilaporkan, sekitar 4000 jamaah haji meninggal setelah terinfeksi pandemi kolera ini.

 
Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan