Internasional

Ditolak AS, PBB Undang Iran dalam Konferensi Perdamaian Suriah

NU Online  ·  Senin, 20 Januari 2014 | 18:01 WIB

Washington, NU Online
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengundang Iran untuk turut serta dalam konferensi mengenai perdamaian di Suriah pekan ini setelah Teheran menyetujui syarat dari Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Ahad.

<>
Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara sekutu Barat sebelumnya melarang keikutsertaan Iran yang menolak terbentuknya pemerintahan transisi di Suriah. Pemerintahan sementara itu akan berlangsung hingga pemilihan umum–yang kemungkinan tidak menyertakan Presiden Suriah Bashar Assad yang didukung Iran–digelar. Demikian dilansir oleh laman wall street journal.

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, kanan, menyalami Presiden Iran, Hassan Rohani, di Markas Besar PBB, New York, September 2013.

Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa Iran harus mengakui dukungan secara terbuka bagi pemerintahan transisi yang “memiliki otoritas eksekutif penuh.” Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, Negeri Paman Sam masih “memikirkan kontribusi Iran pada upaya brutal rezim Assad memerangi rakyatnya sendiri.”

Sekjen PBB mengatakan menteri luar negeri Iran mengatakan kepadanya bahwa negeri tersebut telah menyepakati syarat pemerintahan sementara yang ditetapkan pada konferensi Jenewa pertama pada 2012. “Iran perlu ikut serta sebagai negara tetangga penting,” ujar Ban dalam sebuah jumpa pers. “Iran menyadari bahwa dasar konferensi tersebut adalah Jenewa I.”

Menurutnya, tujuan konferensi adalah persetujuan atas “pemerintahan [transisi] yang memiliki kekuatan eksekutif penuh.” Menteri Luar Negeri, Javad Zarif, telah meyakinkannya melalui sambungan telepon bahwa “Iran akan memainkan peran penting.”

Kelompok Syiah Iran telah memainkan peran penting dalam konflik dengan memasok senjata dan uang kepada pemerintah Suriah, selain mengerahkan pejuang Hizbullah dan pasukan Garda Revolusi Iran melalui Libanon.

Arab Saudi, undangan lain, berada di belakang militan Sunni di Suriah dan membantu pasokan uang serta senjata.

Iran dan 30 negara lain, termasuk AS, hanya akan hadir dalam pembukaan konferensi selama dua hari. Setelah itu, sesi lain yang hanya mengetengahkan pemerintah Suriah dan perwakilan oposisi akan dimulai. Menurut para diplomat, sesi itu dapat berlangsung selama beberapa hari atau pekan.

“Bagian kedua adalah yang terpenting karena hanya dipimpin dan dihadiri oleh Suriah,” ujar Ban. “Tapi, karena telah saling berperang selama tiga tahun, masyarakat internasional harus mendorong mereka untuk dapat berunding dengan keyakinan baik demi masa depannya.”

Pada konferensi Jenewa pertama dua tahun lalu, Iran tidak diundang walau Kofi Annan, utusan khusus Liga PBB-Arab untuk Suriah menginginkan partisipasinya, ujar Ban. AS menolak Iran dikarenakan peranan destruktifnya dalam konflik, ujar Duta Besar PBB saat itu, Susan Rice.

Kala itu, Mahmoud Ahmadinejad masih menjadi presiden Iran. Namun, terpilihnya Hasan Rouhani tahun lalu sebagai presiden baru sepertinya membuka masa baru kerjasama AS dan sekutu Barat atas program nuklir Teheran dan Suriah.

Pada Sabtu, Koalisi Oposisi Suriah–di samping kelompok oposisi Suriah lainnya–memutuskan untuk turut serta dalam pembicaraan yang dijadwalkan berlangsung Rabu. (mukafi niam)

Foto: Reuters