Diskusi Pra-Konfercab, PCINU Yaman Bahas Sejarah NU
NU Online · Rabu, 11 Februari 2015 | 11:03 WIB
Tarim, NU Online
Menjelang Konferensi Cabang (Konfercab), PCINU Yaman menggelar diskusi di salah satu ruang belajar Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Ahgaff, Tarim, Hadhramaut, Yaman, Senin (9/2) dengan membahas sejarah NU.<>
Tepat pukul 10:00 waktu setempat, Muhammad Gufran sebagai moderator membuka acara dan menyampaikan dua makalah yang akan dipresentasikan, yakni 'Dinamika Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama (NU)' oleh Hasan Basri Hayyi, dan 'Revitalisasi Nilai-nilai Landasan NU' oleh Muhammad Thohir UZT.
Memulai makalahnya, Hasan Basri Hayyi menegaskan perlunya masyarakat NU untuk mengetahui sejarah NU. Bahkan ironis sekali, katanya, kita yang lahir dari kalangan NU tidak mengetahui sejarah lahirnya NU. Maka kita perlu untuk membahas bagaimana NU itu didirikan.
“Jauh sebelum lahirnya NU, embrio atau benih-benihnya sudah ada dalam bentuk komunitas (jam’iyah) yang terikat kuat oleh aktifitas sosial keagamaan, seperti Nahdhatul Wathan, Nahdhatul Tujjar, dan Tashwirul Afkar,” terangnya.Mengakhiri makalahnya, mahasiswa semester delapan Universitas Al-Ahgaff ini memaparkan latar belakang berdirinya NU.
Dia menjelaskan, ada tiga faktor yang melatarbelakangi berdirinya NU. Pertama, motif agama yaitu untuk mempertahankan agama Islam dari serangan kristenisasi yang dibawa penjajah waktu itu. Kedua, motif nasionalisme dengan tujuan mencapai kemerdekaan. “Sedangkan ketiga yakni motif mempertahankan paham ahlussunnah wal jama’ah,” paparnya.
Bertindak sebagai pemakalah kedua, Muhammad Thohir UZT langsung memaparkan alasan dibentuknya NU. “Didirikannya NU dikarenakan untuk membentengi umat islam dari paham-paham yang menyimpang” tuturnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa NU secara resmi berdiri pada tahun 1926, dan berdirinya NU tidak lepas dari peran para ulama pada waktu itu.
Adapun menurutnya, landasan berdirinya NU bisa diklasifikasikan menjadi tiga bagian, pertama landasan beraqidah yaitu menganut paham Asy’ariyah dan Al-Maturidiyyah, kedua landasan bermazhab yaitu menganut madzahib al-arba’ah al-mu’tabarah, dan ketiga landasan berbangsa. (Lutfillah/Fathoni)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua