Internasional

Masjidil Aqsa Ditutup Selama Ramadhan untuk Cegah Corona

Jum, 17 April 2020 | 16:00 WIB

Masjidil Aqsa Ditutup Selama Ramadhan untuk Cegah Corona

Seiring penutupan Masjidil Aqsa pada Ramadhan ini, dipastikan masjid akan lebih sepi dari tahun-tahun sebelumnya. (Foto: needpix)

Yerusalem, NU Online
Masjidil Aqsa di Yerusalem akan ditutup untuk jamaah selama Ramadhan tahun ini. Hal itu bertujuan mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Pengurus yang ditunjuk Yordania untuk mengurusi situs-situs suci Islam, Wakaf Islam Yerusalem, mengatakan keputusan tersebut sangat ‘menyakitkan’ bagi umat Islam. 

Diberitakan Aljazeera, Kamis (16/4), dewan pengurus menyebut bahwa penutupan Masjidil Aqsa selaras dengan fatwa ulama dan pertimbangan medis. Karena itu, umat Islam diimbau untuk melaksanakan shalat di rumah masing-masing selama bulan Ramadhan, yang akan tiba sepekan lagi, untuk keamanan dan kesehatan bersama.

Meski ditutup untuk jamaah, para pekerja masih diizinkan untuk memasuki area Masjidil Aqsa. 

Selama Ramadhan, puluhan ribu Muslim biasanya datang ke Masjidil Aqsa untuk melaksanakan shalat tarawih. Namun, karena tahun ini ditutup malam-malam bulan Ramadhan di sana tidak akan ramai seperti biasanya. Bagi Muslim, Masjidil Aqsa di Yerusalem adalah tempat tersuci ketiga, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Penutupan Masjidil Aqsa dilakukan secara bertahap. Pada pertengahan Maret lalu, Pengurus Masjid Al-Aqsa Yerusalem mengumumkan penutupan area dalam masjid. Jamaah dilarang melaksanakan shalat di dalam masjid. Namun saat itu, mereka masih diperbolehkan shalat di kompleks masjid. 
 
Kemudian, pada Senin, 23 Maret lalu, Wakaf Islam Yerusalem mengumumkan bahwa kompleks Masjidil Aqsa ditutup secara total untuk mencegah penyebaran virus corona. Penutupan kali ini merupakan kelanjutan dari kebijakan sebelumnya itu. 

Direktur Masjidil Aqsa, Syekh Omar al-Kiswani, menyebut penutupan Masjidil Aqsa pada 23 Maret lalu merupakan yang pertama sejak tahun 1967 silam. 

Sebelumnya, masjid-masjid yang berada di Tepi Barat juga mengumumkan agar jamaahnya melaksanakan shalat di rumahnya masing-masing untuk sementara waktu, guna menangkal penyebaran virus corona. Pengumuman itu disampaikan melalui pengeras suara.  
 
Merujuk data Worldometers, sampai saat ini, Jumat (17/4), Palestina memiliki 402 kasus di mana dua orang dinyatakan meninggal dunia dan 69 orang sembuh. Sementara Israel memiliki 12.855 kasus virus corona, dengan 148 meninggal dunia dan 2.967 orang dinyatakan sembuh. 

Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan