Internasional

Berhenti Beroperasi, Rumah Sakit Nasser di Gaza Palestina Jadi Markas Militer Israel

Sen, 19 Februari 2024 | 17:30 WIB

Berhenti Beroperasi, Rumah Sakit Nasser di Gaza Palestina Jadi Markas Militer Israel

Potret ilustrasi RS Nasser di Gaza Palestina. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Rumah Sakit Nasser di Khan Younis Gaza Selatan, Palestina berhenti beroperasi setelah pengepungan oleh pasukan Israel. Israel bahkan mengubah kompleks medis ini menjadi pangkalan militer.


"Rumah Sakit Nasser di Gaza tidak berfungsi lagi, setelah pengepungan selama seminggu yang diikuti dengan penggerebekan yang sedang berlangsung," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui akun media sosial X-nya, Ahad (18/2/2024). 


Ia menyampaikan, pihaknya sendiri juga dijegal dan tidak mendapatkan akses masuk ke kompleks medis tersebut. Padahal, pihaknya datang untuk meninjau kondisi pasien dan kebutuhan medis.


"Baik kemarin maupun sehari sebelumnya, tim WHO tidak diizinkan masuk rumah sakit untuk menilai kondisi pasien dan kebutuhan medis kritis, meski sudah sampai di kompleks rumah sakit untuk mengantarkan bahan bakar bersama rekannya," jabarnya.


Ia menyoroti pentingnya memfasilitasi akses ke pasien dan rumah sakit dalam situasi darurat seperti ini.


"Masih ada sekitar 200 pasien di rumah sakit. Setidaknya 20 orang harus segera dirujuk ke rumah sakit lain untuk menerima layanan kesehatan; rujukan medis adalah hak setiap pasien," ucapnya.


WHO menyerukan untuk segera mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan nyawa pasien yang terancam akibat penutupan rumah sakit dan tindakan keras pasukan pendudukan Israel.


"Keterlambatan taruhannya nyawa pasien. Akses ke pasien dan rumah sakit harus difasilitasi," ungkapnya.


Sementara itu, kantor media WAFA melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel telah mengurung tenaga medis di bangsal bersalin, melakukan serangan fisik, dan menanggalkan pakaian mereka.


Akibatnya, hanya tersisa 25 tenaga medis di kompleks ini yang tidak dapat menangani kasus yang membutuhkan perawatan intensif.


"Pasukan pendudukan Israel telah lebih lanjut mengurung tenaga medis selama berjam-jam di bangsal bersalin, menyerang mereka secara fisik, memborgol tangan, dan menanggalkan pakaian mereka, sumber menambahkan. Hanya 25 tenaga medis yang tersisa di Nasser Medical Complex, tidak dapat menangani kasus yang membutuhkan perawatan intensif," demikian dikutip dari WAFA.


Sementara itu, dokter unit perawatan intensif (ICU) fasilitas medis tersebut termasuk di antara mereka yang ditangkap oleh pasukan pendudukan Israel di dalam rumah sakit. Puluhan pasien dalam kondisi kritis juga telah ditangkap dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui, meningkatkan risiko kesehatan mereka.


"Puluhan pasien dalam kondisi kritis juga telah ditangkap, dimuat ke truk militer, dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui, membahayakan nyawa mereka," tulisnya. 


Selain itu, pasokan listrik di kompleks telah terputus selama tiga hari, menyebabkan penghentian pasokan oksigen ke pasien. Akibatnya, tujuh pasien telah meninggal karena kekurangan oksigen, sedangkan tiga wanita, termasuk seorang dokter anak, berada dalam kondisi yang mengerikan karena kekurangan air, makanan, listrik, dan sanitasi yang parah.


"Kekurangan air, makanan, listrik, dan sanitasi yang parah, karena generator listrik telah tidak beroperasi selama tiga hari," tulisnya.


Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan https://applink.nu.or.id/donation.