Internasional HARI SANTRI 2018

Begini Para Santri Pelajar di Tiongkok Rayakan Hari Santri

Sel, 23 Oktober 2018 | 15:00 WIB

Begini Para Santri Pelajar di Tiongkok Rayakan Hari Santri

Para Santri Nusantara di Tiongkok

Tiongkok, NU Online
Walaupun jauh di negeri orang, Santri Nusantara Pelajar Tiongkok (SNPT) yang merupakan wadah bagi santri yang melanjutkan pendidikan mencari ilmu di negeri tirai bambu punya cara sendiri merayakan Hari Santri tahun 2018.

Menurut salah satu anggota SNPT, Maulidin Ghifari, di Tiongkok tidak ada perayaan Hari Santri secara resmi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesi (KBRI). Oleh karenanya, ia beserta rekan-rekannya menggelar acara sendiri secara mandiri. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk doa bersama untuk Indonesia dan pembuatan video dilanjutkan ramah-tamah menjalin kebersamaan dengan makan-makan bersama.

"Kami para santri di sini rindu dengan suasana Hari Santri di Indonesia. Tapi keterbatasan kesempatan maka kita para santri mengadakan doa bersama, buat video, terus makan bersama. Sederhana tapi yang penting kita sesama santri dari berbagai pesantren seluruh Indonesia bisa berbagi cerita dan pengalaman," jelasnya, Senin (22/10).

Ghifari menambahkan banyak suka-duka yang mereka rasakan saat perayaan Hari Santri di Tiongkok.  Duka yang paling terasa menurutnya yakni tidak ada kegiatan pawai, istighotsah bersama di lapangan, dan ziarah ke makam para kiai-kiai. Namun sukanya adalah saat ia dan kawan-kawan memiliki banyak kenalan teman baru, baik sesama santri maupun dari latar belakang pendidikan non pesantren. Menurutnya, semua seperti saudara saling membantu.

"Kita merasakan sesak yang mendalam karena dalam rindu yang tak terhingga sama pondok pesantren dan para kiai kita. Sudah lama tak bertemu dan suasananya berbeda. Mudah-mudahan suatu hari nanti kita bisa buat upacara hari santri kecil-kecilan," ujarnya.

Alumni Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang ini menjelaskan selama di Tiongkok, ia dan rekan-rekannya rutin melakukan amaliah Ahlussunnah wal Jamaah Nahdlatul Ulama seperti yasinan dan tahlilan secara berjamaah.

"Walaupun di Tiongkok, NU tetap di hati. Ajaran NU selalu kita lestarikan tanpa dikomandoi. Tetap lanjut terus secara rutin," tandas mahasiswa penerima Belt and Road scholarship di Sun Yat Sen University of Guangzhou. (Syarif Abdurrahman/Muhammad Faizin)