Internasional

Arab Saudi Tidak Akan Pulangkan Pengungsi Rohingya ke Bangladesh

Sab, 13 Maret 2021 | 01:15 WIB

Arab Saudi Tidak Akan Pulangkan Pengungsi Rohingya ke Bangladesh

Sekelompok pengungsi Rohingya di atas kapal angkatan laut saat mereka pindah ke Pulau Bhashan Char, di Chittagong, Bangladesh 29 Desember 2020. Kelompok kedua pengungsi Rohingya dipindahkan ke pulau Bhashan Char di bawah distrik Noakhali. (Foto: EPA)

Jakarta, NU Online

Menteri Luar Negeri Bangladesh Shahriar Alam mengonfirmasi bahwa pengungsi Rohingya yang tinggal di Arab Saudi selama beberapa dekade tidak akan dikirim kembali ke Bangladesh.


"Arab Saudi tidak pernah menyatakan akan memulangkan orang-orang Rohingya ke Bangladesh, dan hal itu tidak pernah dipermasalahkan," kata Shahriar Alam merujuk pada pertemuannya baru-baru ini dengan rekan sejawatnya dari Saudi, Adel Al-Jubeir dikutip dari kantor berita Anadolu.


Sebelumnya, Saudi meminta Bangladesh untuk menyediakan paspor bagi sekitar 55 ribu orang Rohingya di Arab Saudi yang kehilangan dokumen atau masa berlaku paspornya kedaluwarsa.


Menurut Alam, Bangladesh bersedia memberi atau memperbarui paspor mereka yang memiliki dokumen hukum. Setelah membentuk komite khusus untuk menangani masalah tersebut, Bangladesh juga mengusulkan pembentukan komite gabungan dengan pejabat Saudi dan mengambil langkah lebih lanjut.

 


“Kami, kedua negara, sedang dan akan terus terlibat dalam masalah ini,” tegas dia.


Menurut laporan media awal tahun ini, Duta Besar Arab Saudi untuk Bangladesh Issa bin Youssef Al-Duhailan mengatakan bahwa pemerintahnya telah mengirimkan daftar sekitar 55 ribu orang yang dokumennya hilang atau kedaluwarsa. Selama beberapa dekade, pengungsi Rohingya melakukan perjalanan ke Arab Saudi dengan paspor Bangladesh.


Sebelumnya, Banglades mengabarkan akan memulangkan Muslim Rohingya. Dikutip dari Arab News, Bangladesh diketahui menampung lebih dari 1,1 juta Muslim Rohingya di kamp-kamp darurat yang sempit di Cox's Bazar. Kamp ini dianggap sebagai pemukiman pengungsi terbesar di dunia.

 


Sebagian besar pengungsi Rohingya ini melarikan diri dari kekerasan dan penganiayaan, menyusul tindakan keras militer oleh tentara Myanmar di Negara Bagian Rakhine, pada 2017.


Pada pertemuan tripartit yang difasilitasi China, Myanmar setuju memulai proses repatriasi, meski belum memastikan kerangka waktunya.


Bangladesh telah berkoordinasi dengan badan pengungsi PBB, UNHCR, membuat daftar 840 ribu pengungsi Rohingya yang akan dipulangkan. Namun, selama pembicaraan tripartit, Myanmar mengatakan ingin memulai proses dengan hanya 42 ribu orang, yang sudah diverifikasi.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon