Ramallah, NU Online
Presiden Palestina Mahmoud Abbas Kamis menawarkan perundingan serius dengan Israel untuk mengakhiri pendudukan militer dan mendirikan negara Palestina merdeka pada tahun 2017.
<>
Selama pidato televisi pada pertemuan kepemimpinan Palestina, Abbas mengatakan upaya Palestina untuk menjadi negara dalam organisasi internasional akan mendorong putaran satu tahun perundingan perdamaian yang akhirnya akan mengakhiri pendudukan Israel dari wilayah-wilayah pendudukan, lapor WAFA.
Dia menegaskan bahwa tawaran itu merupakan bagian dari perjuangan Palestina untuk merdeka dan menjadi negara berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Jerusalem sebagai ibu kota dan solusi yang adil untuk masalah pengungsi sesuai dengan prakarsa perdamaian Arab dan Resolusi 194 Dewan Keamanan PBB.
Abbas menekankan perlunya menghentikan kegiatan pemukiman ilegal Israel. Ia mengatakan pihak ketiga internasional diperlukan untuk memantau pengaturan keamanan selama masa transisi.
Presiden mengatakan, tawaran Palestina mendatang di DK PBB kemungkinan akan menyerukan konferensi internasional yang bertujuan menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian antara Palestina dan Israel.
Rekonstruksi
Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNRWA), Kamis, mendesak penyediaan dana untuk rekonstruksi Jalur Gaza, dengan lebih dari 96.000 rumah rusak dan hancur akibat serangan Isreal.
Robert Turner, Direktur Operasional UNRWA di Gaza mengatakan bahwa jumlah kerusakan di jalur itu lebih dari dua kali lipat apa yang diperkirakan UNRWA.
"Berdasarkan citra satelit dan kerja lapangan awal yang dilakukan segera setelah konflik, kami memperkirakan sekitar 42.000 tempat penampungan pengungsi keluarga telah kena dampak perang itu," kata Turner, seperti dikutip WAFA.
Menurut UNRWA, kerusakan di Gaza terkonsentrasi di daerah sepanjang batas timur, yang secara fisik diduduki oleh pasukan Israel selama konflik lima puluh hari.
Data yang dirilis oleh UNRWA menunjukkan bahwa lebih dari 7.000 rumah bagi pengungsi Palestina hancur, mempengaruhi sekitar 10.000 keluarga. Sedangkan tambahan 89.000 rumah mengalami kerusakan, sekitar 10.000 dari mereka mengalami kerusakan parah.
"Jumlah ini sangat besar dan merupakan sebuah tantangan besar bagi Badan, karena bekerja untuk memberikan tempat tinggal sementara dan dukungan perbaikan serta rekonstruksi, selain bukti fisik yang jelas tentang sifat keganasan dan tersebar luasnya konflik," tambah Turner.
"Anda dapat melihat dari peta kerusakan, tempat itu selamat."
UNRWA memperkirakan total dana yang dibutuhkan untuk memberikan subsidi sewa bagi keluarga yang tidak punya tempat penampungan alternatif, membangun kembali rumah yang hancur, dan perbaikan kerusakan, mencapai 720 juta dolar AS.
Sampai saat ini, sekitar 100 juta dolar AS telah dijanjikan, meninggalkan kekurangan 620 juta dolar.
Menurut Robert Turner, "perhatian utama saat ini adalah tidak hanya skala kebutuhan tetapi juga kecepatan di mana kita akan dapat mengatasi kebutuhan itu."
Masa depan untuk UNRWA tidak menjanjikan; kecuali perubahan situasi mendesak, ia akan kehabisan dana pada Januari 2015, menyebabkan badan pengungsi itu tidak mampu memberikan subsidi sewa bagi banyak keluarga yang terkena dampak maupun dukungan yang dibutuhkan untuk melaksanakan perbaikan yang diperlukan. (antara/mukafi niam)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
5
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Hikmah Hijrah Nabi Muhammad kanggo Generasi Milenial lan Z
Terkini
Lihat Semua