Semuanya berawal dari perkataan raja saat itu (kepada para pemuka kaumnya), "Sungguh aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering. Wahai orang-orang yang terkemuka! Terangkanlah kepadaku tentang takwil mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi." (Surat Yusuf ayat 43).
Mereka menjawab, "(Itu) mimpi-mimpi yang kosong dan kami tidak mampu menakwilkan mimpi itu." (Surat Yusuf ayat 44).
Lalu orang yang selamat di antara mereka berdua berkata dan teringat (kepada Yusuf) setelah beberapa waktu lamanya, "Aku akan memberitahukan kepadamu tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu. Karenanya utuslah aku (kepadanya)," (Surat Yusuf ayat 45).
"Wahai Yusuf, orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami (takwil mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi betina) yang kurus, tujuh tangkai (gandum) hijau dan (tujuh tangkai) lainnya kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui." (Surat Yusuf ayat 46).
Yusuf berkata, "Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.” (Surat Yusuf ayat 47).
“Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun-tahun sulit), kecuali sedikit apa (bibit gandum) yang kamu simpan.” (Surat Yusuf ayat 48).
“Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur)." (Surat Yusuf ayat 49).
Mereka diajarkan bersikap irit untuk menghadapi masa paceklik yang akan datang selama tujuh tahun. Dengan demikian, masyakarat Mesir terhindar dari bahaya kelaparan.
Menghadapi berbagai tantangan kesehatan dan bencana di masa kini, tidak ada cara selain terus mengembangkan pola pikir ilmiah dan sikap positif: saling mendukung dan saling menguatkan agar tidak merasakan takut yang berlebihan. Stop mengeluarkan statemen bodoh, apalagi saling mengejek antarsesama.
Percayalah, ikhtiar manusia tidak akan pernah sia-sia. Semoga kita terhindar dari hal-hal yang membuat jiwa kita mati sebelum raga.
KH Muhammad Taufik Damas, Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta
Terpopuler
1
PBNU Tunjuk Ali Masykur Musa Jadi Ketua Pelaksana Kongres JATMAN 2024
2
Ulama Sufi Dunia Syekh Muhammad Hisham Kabbani Wafat dalam Usia 79 Tahun
3
GP Ansor DIY Angkat Penjual Es Teh Sunhaji Jadi Anggota Kehormatan Banser
4
Ricuh Aksi Free West Papua, PWNU DIY Imbau Nahdliyin Tetap Tenang dan Tak Terprovokasi
5
Khutbah Jumat: Meraih Keselamatan Akhirat dengan Meninggalkan 6 Perkara
6
GP Ansor Jatim Ingin Berangkatkan Umrah Bapak Penjual Es Teh yang Viral dalam Pengajian Gus Miftah
Terkini
Lihat Semua