Suatu hari KH Masduqi Mahfudz (alm. Rais Syuriyah PBNU) diundang oleh kepala preman dan pencopet di Malang agar memberi pengajian di rumahnya.<>
Seusai pengajian, KH Masduqi Mahfudz bertanya kepada kepala preman itu.
“Sampeyan itu kan preman dan pencopet, kok ngundang saya untuk memberi pengajian?”
Sang preman menjelaskan:
“Begini kiai, walaupun saya ini preman dan pencopet, saya tetap ingin beribadah. Ngaji itu ibadah kiai, lha nyopet itu kerja. Ngaji ya ngaji kyai, kerja ya kerja. Jangan dicampur-campur!”
Kiai Masduqi Mahfudz tertawa dengan keras ketika menceritakan peristiwa tersebut. Katanya, sang kepala preman dan pencopet itu telah menerapkan faham sekularisme meskipun tingkat lokal. (Muhammad Nuh)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua