“Kiai, kitab ini kan tidak muktabarah, kenapa dijadikan rujukan?” tegurnya.<>
”Ah tidak ini kan kitab Aswaja juga,” jawabnya tenang.
”Bukan kiai, ini kitab Syarah Ushulul Khamsah tentang Kemuktazilahan, karangan Abdul Jabbar dedengkot Muktazilah,” ia menjelaskan
”Oh iya to, padahal isinya cukup bagus, kalau begitu saya coret rujukannya.”
”Ah tidak usah dihapus juga tidak apa-apa,” kata kiai lain yang telah mengenal kitab itu. ”Walaupun Abdul Jabbar itu Imamnya Muktazilah, tetapi dia sama dengan kita beliau itu fikihnya bermazhab Syafiiyah.”
”Benar tetapi yang dikutip ini ilmu kalam, bukan fikih, karena itu dia muktazilah bukan Syafiiyah.”
”He nanti kalau mengambil kitab hati-hati ya!” bentak sang kiai pada santrinya,” wong disuruh mengambil kitab Kulliyatul Khams kok diambilkan Syarah Ushulul khams.
.
”Ya, ya mohon maaf kiai,” kata sang santri merunduk-runduk. (Kun)
Terpopuler
1
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
2
Upah Guru Ngaji menurut Tafsir Ayat, Hadits, dan Pandangan Ulama
3
Pakar Linguistik: One Piece Dianggap Representasi Keberanian, Kebebasan, dan Kebersamaan
4
IPK Tinggi, Mutu Runtuh: Darurat Inflasi Nilai Akademik
5
2 Alasan LPBINU Bandung Sosialisasikan Literasi Bencana untuk Penyandang Disabilitas
6
PBNU Minta PPATK Tak Ambil Kebijakan Serampangan soal Pemblokiran Rekening Menganggur
Terkini
Lihat Semua