Nahdlatul Ulama punya tokoh pers yang masyhur di negeri ini. Selain sukses memimpin Duta Masyarakat, koran milik NU, di era 50 hingga 70-an, mendiang Mahbub juga lihai menulis esai-esai. Esianya sangat khas, unik, dan oleh karena itu berkarakter.
Salah satu karakter yang melekat pada tulisan-tulisannya adalah humor. Ya, dalam tulisan, dia adalah pendekar humor, di samping tentu saja gesit berargumentasi<>.
Saking pandainya berargumentasi dan melontar humor, sampai-sampai dia diimajinasikan berdebat dengan malaikat di pintu pengadilan akhirat.
"Ya Mahbub, silakan cuci dulu tubuh Anda di kolam sebelah kiri," perintah malaikat sambil mengarahkan tongkatnya ke kolam hitam dan berasap.
"Sebentar Bang. saya sedang kena deadline, ditunggu tukang lay out ini," jawab Mahbub.
"Bang-bang, emangnya saya abangmu. Lagian, apa itu deadline dan tukang lay out?" tanya Malaikat.
"Walah Bang-bang, ente dealine aja tidak tahu. Kaya gitu berani perintah ane. Sudah, ane mau langsung ketemu Guse aja," bentak Mahbub.
"Guse itu siapa? tanya Malaikat.
"Ya Gusti Allah. Siapa lagi?" (Hamzah Sahal)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
6
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
Terkini
Lihat Semua