Patoni
Penulis
Jasa Gus Dur dalam memperjuangkan kerukunan umat beragama di Indonesia dirasakan betul oleh etnis Tionghoa di Indonesia. Puncaknya ketika Konghucu diakui sebagai salah satu agama resmi negara.
Makam Gus Dur tidak pernah sepi dari peziarah, tak terkecuali dari keluarga-keluarga Tionghoa. Bahkan, nisan Gus Dur terbuat dari batu giok dan tulisan “di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan” dalam bahasa Mandarin.
Seketika, ada rombongan dari etnis Tionghoa yang berasal dari Kota Singkawang, Kalimantan Barat berziarah ke makam Gus Dur di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng.
Setelah khusyu memanjatkan doa dan menabur bunga, rombongan tersebut segera beranjak karena ditunggu peziarah lain yang sudah mengantre.
Ketika dalam perjalanan kembali ke mobil, seorang gadis kecil itu menghentikan ibunya.
"Mama, apakah di kuburan Gus Dur ada dua orang?" tanya si gadis kecil.
"Tentu saja tidak, sayang. Mengapa kamu menanyakan pertanyaan seperti itu?" timpal sang ibu.
“Soalnya selain Gus Dur, di nisan tertulis: di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan,” ujar sang anak. (Fathoni)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meraih Keutamaan Bulan Muharram
2
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
3
5 Fadilah Puasa Sunnah Muharram, Khusus Asyura Jadi Pelebur Dosa
4
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
5
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
6
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
Terkini
Lihat Semua