Patoni
Penulis
Sudah tujuh tahun lamanya Sinta merantau ke kota semenjak lulus dari madrasah aliyah. Selain harus berjibaku dengan kuliahnya yang menginjak semester akhir, ia juga bekerja agar bisa memenuhi biaya studinya itu.
Suatu ketika ia berkesempatan pulang kampung. Sebelum sampai di rumah, ia bertemu dengan salah seorang gurunya dulu saat aliyah bernama Rohman.
Pak Rohman guru sejarah yang dikenal kocak oleh murid-muridnya. Tentu saja Sinta senang ketemu dengan Pak Rohman di mobil angkutan yang sama.
“Pak,” ucap Sinta menyapa.
“Hei, kamu Sin. Apa kabar?” sapa balik Pak Rohman yang kenal betul dengan muridnya itu.
“Baik pak,” jawab Sinta.
“Sekarang sudah gede. Ngomong-ngomong sudah punya calon suami belum?”
“Belum pak. Mau menyelesaikan kuliah dulu,” jawab Sinta gelagapan tetiba Pak Rohman bertanya seperti itu.
“Oh, kalau gitu sini coba lihat garis tangan kirimu,” pinta Pak Rohman yang berusaha membaca garis tangan Sinta.
Secara refleks Sinta langsung menyodorkan tangan kirinya ke Pak Rohman. “Hmm… Kamu calon istri penurut,” kata Pak Rohman.
“Buktinya apa pak?” tanya Sinta.
“Buktinya saya suruh nyodorin garis tangan, kamu mau,” seloroh Pak Rohman kocaknya belum hilang dari dulu. (Fathoni)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
4
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
5
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
6
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
Terkini
Lihat Semua