USAI LEBARAN Idul Fitri, kota metropolitan Jakarta kembali ramai orang. Jalan-jalan macet. Kendaraan umum berjubel.
Nah di satu bis susun di Jakarta para penumpangnya berdesak-desakan. Kondektur bis sebenarnya tak ingin menaikkan penumpang karena bis kelihatannya sudah keterlaluan muatannya. Namun apa boleh dikata, dia butuh kejar setoran.
<>Di sebuah perempatan, saat lampu merah menyala, seorang penumpang dengan tas berat berlari-lari menuju bis kota dan langsung menyeruak masuk ke dalam bis. Kelihatannya dia baru datang dari kampung halaman dan ingin mengadu nasib di Jakarta. Dia terus masuk dan siap berdesak-desakan dengan penumpang lainnya.
“Pak di sini penuh, Bapak ke atas aja mungkin masih longgar. Tasnya di sini aja aman,” kata kondektur.
Tanpa banyak bertanya penumpang tadi langsung naik ke atas namun tetap membawa tas beratnya itu.
Lampu perempatan menguning, lalu hijau dan bis berjalan perlahan. Penumpang tadi baru sampai di atas. Tiba-tiba dia terperanjak kaget dan langsung turun ke bawah, kembali berdesak-desakan.
“Hei kenapa turun? Ini lagi sesak, di atas saja?” kata kondektur agak marah.
“Anu Pak...! Di atas bisnya jalan sendiri, nggak ada supirnya,” kata penumpang tadi ketakutan. (Anam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua