Humor HUMOR SUFI

Abu Nawas Menolong Pemuda Mesir

Sen, 21 September 2020 | 13:15 WIB

Abu Nawas Menolong Pemuda Mesir

Ilustrasi Abu Nawas. (Foto: Pinterest)

Suatu ketika, ada seorang pemuda Mesir datang ke negeri Baghdad ini untuk berdagang sambil membawa harta yang banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi kawin dengan anak Tuan Qadhi (hakim) dengan mahar sekian banyak.


Tetapi Tuan Qadhi yang mendengar kabar itu langsung mendatangi si pemuda Mesir dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda Mesir itu tidak mau membayar mahar hanya karena mimpi.


Tuan Qadhi arogan, ia ternyata merampas semua harta benda milik pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi seorang pengemis gelandangan dan akhirnya ditolong oleh wanita tua penjual qahwa (kopi).


Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya, wanita tua dan pemuda Mesir tersebut datang ke rumah Abu Nawas.


Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya menutup kitab mereka.


"Sekarang pulang lah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu."


Ternyata Abu Nawas dan murid-muridnya itu beraksi memporak-porandakan rumah Tuan Qadhi. Tak ada yang bisa dilakukan oleh Tuan Qadhi selain melaporkan perbuatan Abu Nawas dan murid-muridnya kepada Baginda Raja Harun Ar-Rasyid.


“Mengapa kamu dan murid-muridmu menghancurkan rumah Qadhi?” tanya Baginda Raja.


“Karena mimpi, Paduka yang mulia,” jawab Abu Nawas.


“Hanya bermodal mimpi kamu hancurkan rumah Qadhi?” tanya Baginda lagi.


“Betul Paduka, hal itu juga yang dilakukan oleh Tuan Qadhi kepada pemuda Mesir,” jelas Abu Nawas.


“Apa maksudmu?” tanya Baginda Raja belum terang.


Abu Nawas lalu memanggil pemuda Mesir beserta wanita tua penjual qahwa agar memberikan keterangan terkait perbuatan Tuan Qadhi.


Baginda Raja akhirnya memecat Tuan Qadhi dan diperintahkan mengembalikan seluruh harta kepada pemuda Mesir. Sedangkan langkah Abu Nawas mendapat banyak puji. (Fathoni)