Hikmah

Akibat Meremehkan Abu Hurairah

Sen, 12 April 2021 | 13:30 WIB

Akibat Meremehkan Abu Hurairah

Kitab Hilyatu-l Auliya’ wa Thqbaqatu-l Ashfiya’ merekam kisah peremehan dan perendahan kepada Abu Hurairah itu.

Abdurrahman bin Shakhr atau yang lebih dikenal dengan nama kun-yah Abu Hurairah adalah seorang sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang namanya sering disebut dalam kutubu-l hadits (kitab-kitab hadits). Dalam thabaqatu-s shahabah, beliau-lah yang paling banyak meriwayatkan hadits dengan total mencapai 5.374 buah.


Jumlah sebanyak ini memicu munculnya stigma negatif yang dilancarkan oleh para orientalis dan sarjana Muslim mengingat beliau baru masuk Islam dan menjadi ahlu-s shuffah pada tahun 7 H. Artinya, Abu Hurairah hanya sekitar tiga tahun saja mendapat pengajaran dari Nabi Muhammad ﷺ. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan total periwayatan sahabat lain yang sedari awal sudah membersamai Nabi dalam Islam. 
 


Kisah peremehan dan perendahan kepada Abu Hurairah tercatat dalam Hilyatu-l Auliya’ wa Thqbaqatu-l Ashfiya’ susunan Imam Abu Nu’aim Al-isfahani (Daru-l Kutubi-l ‘Ilmiyyah, juz 1, hal. 105). Pada bab tentang kekeramatan Abu Hurairah, beliau mengutip sebuah kisah sebagaimana yang diceritakan oleh Qadhi Abu Thayyib:


Kami pernah berada dalam suatu majelis diskusi dan tiba-tiba datang seorang pemuda dari Khurasan (Iran) bertanya tentang suatu permasalahan dan meminta dalil tentang masalah tersebut. Maka seorang dari kami mendatangkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari jalur Abu Hurairah. Akan tetapi pemuda itu menolak menerimanya dan berkata, “Hadits dari Abu Hurairah tidak boleh diterima…”


Entah karena memang membenci Abu Hurairah atau orang tersebut tidak tahu bahwa permintaan beliau ‘Wahai, Rasulullah! Kami memohon ilmu yang tidak akan dilupakan’ telah diaminkan oleh Nabi Muhammad ﷺ, maka keajaiban pun terjadi.


Belum sempat si pemuda menyelesaikan kalimatnya, seekor ular jatuh dari arah atas sehingga orang-orang yang ada di sana lari tunggang-langgang menghindari gigitan dan lilitan hewan ini. Anehnya, ular yang jatuh itu hanya mengejar pemuda tersebut dan tidak mengejar yang lain. Menyadari dirinya telah melakukan kesalahan, akhirnya dia berkata, “Aku bertobat, aku bertobat!” sehingga ular itu menghilang tanpa bekas.


Semoga dengan kisah ini, kita selalu tergolong sebagai golongan yang selalu memuliakan para sahabat Nabi Muhammad ﷺ tanpa ada sedikitpun rasa benci yang tertanam di hati. Aamiin.

 

Moch. Adnan Al Ghafiqi, Tenaga pendidik MTs NU Islamiyah Situbondo