Fragmen

Tentang Harlah NU dan Harlah Gus Dur yang Diperingati 2 Kali

Ahad, 31 Januari 2021 | 06:01 WIB

Tentang Harlah NU dan Harlah Gus Dur yang Diperingati 2 Kali

NU dan Gus Dur. (Ilustrasi: NU Online)

Ada yang unik antara peringatan hari lahir (harlah) Nahdlatul Ulama dengan hari lahir KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yaitu sama-sama diperingati dua kali. Hari lahir NU diperingati 16 Rajab dan 31 Januari. Sementara Harlah Gus Dur diperingati 7 September dan 4 Agustus. Tentu saja hal itu menimbulkan sejumlah pertanyaan di benak masyarakat.


Jika Harlah NU dapat dipahami dengan mudah, karena ketika NU dideklarasikan pada 16 Rajab 1344 H, hal itu bertepatan dengan 31 Januari 1926 M, tetapi lain dengan Gus Dur yang sama-sama diperingati dalam hitungan tahun Masehi.


Tepat pada 31 Januari 2021, NU akan berusia 95 tahun dalam hitungan tahun Masehi. Sedangkan pada 16 Rajab 1442, NU menginjak umur 98 tahun. Selama hampir satu abad tersebut, sejak awal kelahirannya hingga saat ini, NU telah berhasil memberikan sumbangsih terhadap kehidupan beragama yang ramah di tengah kemajemukan bangsa Indonesia.

 


Setiap tahun, Harlah NU memang diperingati dua kali, 31 Januari dan 16 Rajab. Namun, peringatan hari lahir resmi yang diatur dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) NU yaitu harlah dalam perhitungan tahun Hijriah, yakni 16 Rajab. Tetapi, NU juga tidak melarang warganya untuk memperingati harlah versi Masehi, yaitu 31 Januari.


Dalam AD/ART NU Bab XXI Pasal 33 Tentang Harlah NU, berbunyi: Sesuai dengan SK PBNU Nomor 251 Pasal 5 Ayat (3) tentang Harlah NU dan Keputusan Pleno Komisi Organisasi Muktamar ke-33 NU di Jombang bahwa Harlah NU dilaksanakan pada tanggal 16 Rajab.


Terkait Harlah Gus Dur, pihak keluarga sendiri tidak ingin mempermasalahkan masyarakat yang ingin memperingati sang guru bangsa pada tanggal 7 September maupun 4 Agustus.


Jika dalam peringatan Harlah pertamanya pada 4 Agustus warganet (netizen) mengangkat tagar #HarlahGusDur, maka pada 7 September warganet menulisnya dengan tagar #UltahGusDur.

 


Masyarakat kerap dibikin bertanya-tanya terkait misteri tanggal lahir Gus Dur yang diperingati dua kali dalam setahun tersebut.


"#UltahGusDur hari ini? Iya. 7 Sept, hari ulang tahun yang asli. 4 Agt, hari ulang tahun yang legal," ujar putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid dalam akun Twitternya pada 7 September 2017 lalu seolah berusaha menjawab apa yang menjadi pertanyaan di benak para warganet.


Perihal misteri tanggal lahir ini, ceritanya ketika itu Gus Dur ternyata tidak mengetahui persis tanggal berapa sebenarnya dia dilahirkan.


Berawal dari sewaktu kecil saat dia mendaftarkan diri sebagai siswa di sebuah sekolah dasar di Jakarta, Gus Dur ditanya, “Namamu siapa Nak?”

 

 

“Abdurrahman,” jawab Gus Dur.


“Tempat dan Tanggal Lahir?”


“Jombang....,” saut Gus Dur terdiam beberapa saat.


“Tanggal empat, bulan delapan, tahun 1940,” lanjut Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung terlebih dahulu bulan kelahirannya.

 

​​​​​​​Baca juga: Gus Dur, Sosok yang Lekat dengan Kendaraan Umum


Gus Dur hanya hafal bulan Qomariahnya (Hijriyah), namun lupa hitungan Syamsiahnya (Masehi). Ternyata, yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan Sya’ban, bulan kedelapan dalam hitungan Hijriah. Tetapi gurunya menganggap Gus Dur lahir bulan Agustus.


Maka sejak saat itu, Gus Dur dianggap lahir pada tanggal 4 Agustus 1940. Padahal sebenarnya dia lahir pada 4 Sya’ban 1359 H atau 7 September 1940. Namun seperti yang dikatakan Alissa Wahid, dua-duanya asli dan legal.


Hal itu juga ditegaskan oleh Greg Barton dalam bukunya Biografi Gus Dur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid Gus Dur. Barton menjelaskan, Gus Dur memang dilahirkan pada hari keempat bulan kedelapan. Akan tetapi perlu diketahui bahwa tanggal itu adalah menurut kalender Islam, yakni Gus Dur dilahirkan pada bulan Sya’ban, bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriah. Sehingga tanggal 4 Sya’ban yang dimaksud bertepatan tanggal 7 September.


Penulis: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon