Fragmen

Aktivitas NU Bukit Duri Mr. Cornelis Tahun 1936

Sel, 31 Maret 2020 | 16:45 WIB

Aktivitas NU Bukit Duri Mr. Cornelis Tahun 1936

NU di Jakarta diizinkan masuk oleh Habib Ali Kwitang yang meminta salah seorang muridnya, KH Marzuki (Guru Marzuki) untuk mengembangkannya

NU di Jakarta tertanam sejak beberapa tahun NU berdiri di Surabaya. Salah satu aktivitas resmi secara organisasi adalah kehadiran ulama Jakarta pada muktamar keempat di Semarang tahun 1929, yaitu KH Mnasur Jembatan Lima (Guru Mansur). Namun sejak kapan NU berdiri di Jakarta, masih belum ditemukan data pasti, yang jelas NU di Jakarta diizinkan masuk oleh Habib Ali Kwitang yang meminta salah seorang muridnya, KH Marzuki (Guru Marzuki) untuk mengembangkannya. 
 
Meski demikian, NU secara resmi berdiri di Jakarta sebelum tahun 1933 karena pada tahun tersebut Jakarta menjadi tuan rumah muktamar. Kemungkinan berdirinya antara tahun 1928 sampai 1932.  Pada tahun yang disebut terakhir itu, di Jakarta ada peristiwa monumental karena 800 ulama dan 1000 warga Jakarta menjadi NU. Peristiwanya tertulis di koran Belanda Hertneuws van den dag.

Di dalam sumber pers NU, yakni Berita Nahdlatoel Oelama, terekam beberapa laporan aktivitas NU di Jakarta masa itu. Berikut ini aktivitas NU ranting Bukit Duri. 

Pada malam Minggu 28//29 Maret 1936 dengan bertempat di rumahnya tuan Haji Abdul Malik di Bukit Duri Mr. Cornelis dan dimulai pukul 9 sore telah dilangsungkan rapat anggota umum tahunan dari perhimpunan dari Nahdlatul Ulama Kring Bukit Duri dengan mendapat perhatian penuhh dari sekalian anggotanya. 

Selain dari anggota, tampak pula utusan dari Cabang NU Mr. Cornelis yang diwakili oleh Tuan Z. Arifin dari bahagian tanfidziyah dan Tuan Guru Muhammad Sodri dari bagian syuriyah disertai pula oleh beberapa utusan dari kring-kring NU di seluruh Mr. Cornelis. 

Pada waktu yang ditentukan, ketua rapat Tuan Anang Besari dan penulis Tuan Sulaeman talah membuka rapat dengan ucapan sebagaimana biasa dan pembacaan Alquran oleh seorang anak dari bahagian ANO bernama H. Abdulaziz dan sesudahnya itu diteruskan merembuk agendanya. 

Di antara lainnya adalah diterangkan tentang keluar masuknya uang pada tahun yang lalu dan mengadakan verivicatie commisie yang terdiri dari t.t. Naimoen, M. Soepeno dan M. Koesno. Pada verslag pekerjaan tahun yang lalu, nampak pada kita perhimpunan ini telah mengadakan suatu pendidikan untuk sekalian anggota tentang hal agama yang berjalan tiap minggu dua kali. Untuk pekerjaan tahun yang akan datang telah dimajukan pula suatu usul akan diadakan kursus sekali seminggu yang terutama sekali akan dipentingkan di dalam kursus itu, pemberantasan buta huruf Latin dan Arab. Usul lain telah dimajukan pula yaitu akan mengakan suatu kapital dengan jalan dimintakan bantuan dari tiap-tiap anggotanya dengan uang atau lainnya yang bisa dijadikan uang; yang mana usaha ini akan dijalankan lamanya 3 tahun. Sesudahnya uang yang dikumpulkan itu ada akan dibelikan suatu barang atau perusahaan yang manfaatnya boleh diambil untuk menyokong pada ini perhimpunan bagian sosialnya di hari kemudian. Keduanya usul ini sudah diterima dengan suara bulat-bulat oleh anggota seumumnya.

Pada penukaran bestuur nampak pada kita bahwa susunan bestuur itu terdiri t.t. H. M. Zain, rois. Mohd. Joenoes, katib, dan 6 orang pembantu. Semuanya ini untuk bagian ulama. (syuriyah). Dan bagian tanfidziyah terdiri dari t.t. Naimoen, ketua, Moeh Sabekti, wakil ketua. Moeh. Tarmidzi, penulis I, Soelaeman penulis II, H. Abdul Malik bendahara, dan beberapa pembantu serta diiringi oleh t. Z. Arifin sebagai penasihat. 

Kita mengucapkan selamat kepada pengurus yang baharu, moga-moga dapat menyampaikan putusan-putusan yang telah diambil itu. 

Pada pukul 12 malamsesudah Tuan Guru Sodri memberikan nasihat panjang lebar tentang persatuan di dalam Islam, dan membaca doa maka rapat itu ditutup oleh ketua dengan selamat.  
 
Aktivitas NU di Jakarta juga terekam dalam edisi lain Berita Nahdlatoel Oelama ketika salah seorang pengurus HBNO akan menyerahkan sumbangan uang untuk Palestina. Sayang sekali, di dalam laporan tersebut tidak menyebutkan nama pengurus tersebut, tapi kemungkinan besar adalah KH Mahfudz Shiddik.  
 
Penulis: Abdullah Alawi
Editor: Alhafiz Kurniawan