Daerah

Zainul Akbar dan Edy Mulyono Terpilih Jadi Rais dan Ketua NU Bukittinggi

Sen, 18 Oktober 2021 | 14:00 WIB

Zainul Akbar dan Edy Mulyono Terpilih Jadi Rais dan Ketua NU Bukittinggi

Konferensi Cabang NU Kota Bukittinggi yang berlangsung Ahad (17/10). (Foto: NU Online/ A. Tanjung)

Bukittinggi, NU Online
Dalam Konferensi Cabang NU Kota Bukittinggi yang berlangsung Ahad (17/10) malam, Zainul Akbar dan Edy Mulyono terpilih menjadi Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bukittinggi masa khidmat 2021-2026. Pada kesempatan tersebut Edy Mulyono mengajak seluruh pengurus NU di daerahnya untuk saling mendukung dan menjaga kebersamaan dalam menjalankan roga organisasi.


Ia beserta seluruh jajaran juga siap untuk bersinergi dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sumatera Barat dan elemen terkait untuk bersama-sama membesarkan NU. "Kami siap menerima amanah dari PWNU Sumbar ini untuk melakukan sinergi dengan Pemerintah Daerah Bukittingi dan melakukan yang terbaik. Selain untuk membesarkan NU di Kota Bukitttinggi ini," kata Edy.


Sementara Wakil Ketua PWNU Sumbar Azwandi Rahman yang membuka konferensi tersebut mengungkapkan bahwa meskipun NU lahir pada tahun 1926, namun NU baru berkiprah di Sumatera Barat pada 1953. Hal ini dikarenakan sudah ada organisasi Islam Persatuan Tarbiyah (Perti) yang memiliki pemahaman keagamaan sama dengan NU. Kehadiran NU di Kota Bukittinggi saat itu pun juga dimotori oleh beberapa tokoh Perti.


"NU dan organisasi Islam besar lainnya di Indonesia saat itu memiliki peran penting dalam kemerdekaan RI. Sebagai penetralisir berbagai masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tutur Azwandi.


Nahdlatul Ulama lanjut Azwandi, akan tetap konsisten sebagai stabilisator kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama. NU berprinsip bahwa bentuk NKRI sudah final karena para ulama juga memiliki andil dalam mendirikan Indonesia.


Sebelumnya dalam laporannya, Ketua Caretaker PCNU Kota Bukitinggi Suleman Tanjung menjelaskan bahwa Konferensi Cabang NU Kota Bukitinggi ini sudah mengalami tiga kali penundaan pada masa pandemi Covid-19. Pengurus Besar NU pun memutuskan tidak memperpanjang pengurus PCNU Kota Bukittinggi yang sudah habis masa khidmatnya.


"Sehingga dibentuklah kepengurusan caretaker untuk melaksanakan Konferensi Cabang untuk membentuk kepengurusan PCNU Kota Bukittinggi yang definitif. Saat ini ada enam pengurus cabang yang di-caretaker di Sumatera Barat, yakni Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai," kata Suleman.


Terpilihnya PCNU yang baru ini ia harapkan mampu selalu berkhidmat untuk menata NU di Bukittinggi sekaligus selalu aktif memberikan saran dan kontribusi terhadap Pemerintah Bukittinggi serta melakukan pengkaderan sebanyak-banyaknya.


Kontributor: Armaidi Tanjung
Editor: Muhammad Faizin