Klaten, NU Online
Bulan Ramadhan pada hakikatnya, merupakan momentum untuk melatih dan menggembleng nafsu manusia, untuk diarahkan kepada nafsu yang bersih nan suci. Namun, bagi sebagian orang, bulan Puasa terkadang justru menjadi ajang untuk memperbesar hawa nafsu, seperti halnya dengan berbelanja secara berlebihan.
<>
“Hakikat menjalani Ramadhan adalah meningkatkan ketakwaan, bukan pakaian ata makanan yang menjadi lebih dibandingkan hari-hari biasa,” terang Ketua I Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Klaten, Kholillurrohman, Senin (6/7).
Menurut Dosen IAIN Surakarta itu, pemaknaan yang keliru, dapat membuat konsumsi semakin membengkak. “Kalau pada hari biasa kebutuhan mungkin hanya Rp30.000, mungkin pada Ramadhan konsumsi berlebih pada dua hal, yakni makanan dan pakaian, dapat mendongkrak pengeluaran,” ujar dia.
Kholil menambahkan, peran para tokoh agama juga memberikan pengaruh tersendiri bagi kehidupan masyarakat.
“Para ulama, mestinya ikut mencerdaskan umat agar tidak terjerumus dalam pemborosan. Pada kenyataannya, kini banyak tokoh agama yang seharusnya menjadi role model kesederhanaan, namun tidak menampilkan sikap tersebut,” kata dia.
Dengan adanya penyadaran tersebut, Kholil berharap umat dapat lebih memaknai puasa lebih dari sekedar dari ritus belaka. (Ajie Najmuddin/Mukafi Niam) ilustrasi:Liputan6.com
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
4
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua