Daerah

Wabup Rembang: Pesantren Leteh Ajarkan Perdamaian ke Santri lewat Laku Keseharian

Ahad, 31 Maret 2024 | 20:00 WIB

Wabup Rembang: Pesantren Leteh Ajarkan Perdamaian ke Santri lewat Laku Keseharian

PeaceSantren yang diadakan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) RI di alun-alun Rembang pada Sabtu (30/3/2024) sore kemarin.

Rembang, NU Online
Wakil Bupati Rembang, Jawa Tengah, HM Hanies Cholil Barro’ menyebut Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang mengajarkan perdamaian kepada para santrinya melalui laku keseharian.


Hal ini ia sampaikan pada saat sesi diskusi acara PeaceSantren yang diadakan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) RI di alun-alun Rembang pada Sabtu (30/3/2024) sore kemarin.


“Sebenarnya kita selama ini tidak pernah secara langsung mengajarkan soal perdamaian, bagaimana harus hidup berdampingan, damai. Tapi langsung dipraktikkan,” jelas Gus Hanies, sapaan akrabnya.


“Jadi karena pesantren Leteh berada di perkotaan secara masyarakat sosial berdekatan atau bertetangga dengan kawan-kawan atau keluarga-keluarga non-Muslim,” tambahnya.


Ia memberikan penegasan bahwa selama ini, keluarga Pesantren Leteh selalu hidup berdampingan dengan damai dan saling bertoleransi dengan masyarakat sekitar.


“Jadi santri tidak pernah kita ajarkan secara langsung, tapi justru santri mencontoh bagaimana kehidupan kita, masyarakat di sekitar pesantren ini damai dan saling menghargai toleransi,” tegas Gus Hanies.


Bahkan, menurut Gus Hanies, dulu di depan pesantren yang kini diasuh oleh Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) ini tinggal salah satu pemuka agama Katolik.


“Dulu, beliau sama anak-anak santri itu ya biasa, bahkan kalau sama tetangga kalau ada tahlilan, ada tasyakuran itu ikut diundang, dan beliau selalu hadir. Acara-acara keagamaan yang notabene agama islam, selalu hadir, kadang saat hadir di acara juga memakai sarung sama seperti orang muslim,” ungkapnya.


Sejarah Pesantren Leteh
Dikatakannya, Pesantren Leteh yang didirikan di kisaran tahun 1950an dan memiliki nama lain Taman Pelajar Islam (TPI) ini merupakan cabang dari Pesantren Kasingan yang juga berada di Kecamatan Rembang.


“Sebenarnya Pesantren Leteh ini cabang dari Pesantren Kasingan. Pesantren Kasingan itu TSI (Taman Siswa Islam,red), juga sama Raudlatut Thalibin, sedangkan Pesantren Leteh itu TPI tapi lebih sepuh Pondok Kasingan yang pada saat itu diasuh oleh KH Cholil Harun. (KH Cholil Harun,red) ini mertua dari Mbah Bisri Mustofa yang merupakan pendiri dari Pesantren Leteh yang didirikan di tahun 1950an,” jelasnya.


Di akhir, Gus Hanies berpesan serta berharap kepada para hadirin agar bisa kembali bersatu selepas kontestasi pemilu yang sempat membuat masyarakat terpecah.


“Semoga tetap damai. Jadi kita lupakan kontestasi kemarin. Yang belum berhasil semoga bisa legowo, amiin. Kemudian yang berhasil, semoga tidak lupa dengan janji-janjinya. Karena menurut Kang Armand, janji ini ga boleh lepas. Janjiku takkan kulepas selamanya,” tutup Gus Hanies seraya ngutip lagu ‘Janji’ milik grup band Gigi dibarengi Armand.


Sekadar informasi, acara PeaceSantren yang diadakan di Rembang ini merupakan agenda penutup dari rangkaian tur lima kota di Pulau Jawa. 


Berikut ini rincian dari lima kota beserta pesantren yang menjadi tuan rumah PeaceSantren, yaitu: Pesantren Az-Ziyadah Jakarta Timur (Sabtu, 16 Maret 2024), Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang (Rabu, 20 Maret 2024), Pesantren Al-Musaddadiyah Garut (Sabtu, 23 Maret 2024), Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta (Rabu, 27 Maret 2024), dan Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang (Sabtu, 30 Maret 2024).