Daerah

Volume Air Waduk Jatiluhur Hanya 10 Persen

NU Online  ·  Ahad, 28 September 2003 | 05:36 WIB

Jakarta, NU Online
Kondisi waduk Jatiluhur terus memburuk, dengan semakin menipisnya persediaan air di waduk tersebut terlebih menjelang pananaman padi musim rendeng musim tanam (MT) 2003/2004 di jalur Pantura, Jabar, Menurut Direktur Pengelolaan Perum jasa Tirta (PJT) II.

Jatiluhur, H Tukul Santoso, volume efektif air waduk Jatiluhur sekarang ini hanya 82 juta kubik atau sekitra 10 persen dari kondisi normal periode September.

<>

Dikatakan, tinggi muka air (TMA) waduk Jatiluhur saat ini tinggal sekitar dua meter mencapai batas terendah 75 meter dengan volume efektif 82 juta kubik air, dari kondisi normal 762 juta kubik periode September.

 Dengan kenyataan itu, menurut Tukul, maka suplai air untuk pengolahan sawah musim rendeng MT 2003/2004 di jalur Pantura, akan disesuaikan dengan kondisi waduk Jatiluhur.  "Pengeluaran air akan disesuaikan dengan kondisi waduk," katanya, tanpa merinci lebih jauh.

MT 2003/2004 diproyeksikan penanaman padi seluas 237 ribu hektar di daerah jalur Pantura, meliputi Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang dan Indramayu.      Suplai air akan dilaksanakan sejak 1 Oktober untuk pengolahan sawah golongan satu.

Sehubungan dengan itu PJT II selaku pengelola waduk Jatiluhur mengimbau para petani untuk sebaik-baiknya menggunakan air. "Pokoknya begitu air masuk ke sawah, langsung pakai," imbaunya.

Tukul juga mengakui kondisi waduk Jatiluhur yang terus memburuk akibat kemarau panjang sekarang ini telah berdampak pada pengoperasian turbin-turbin PLTA Juanda di waduk Jatiluhur. Karena dalam keadaan kritis, kini hanya tiga unit turbin PLTA Juanda yang beroperasi dari enam unit turbin yang ada.

Hal itu telah memaksa PTJ II harus kehilangan sekitar 60 persen produksi listrik PLTA Juanda, tahun ini. "Produksi listrik PLTA Juanda tahun 2003 ditargetkan 925 juta KWH, yang ternyata realisasinya diperkirakan hanya 430 juta KWH atau 40 persen," ucapnya.

Atas pertanyaan, Tukul menyebutkan penyemaian awan atau hujan buatan di wilayah Jabar, hampir dipastikan dilaksanakan bulan Oktober sehingga diharapkan dapat menolong kondisi waduk Jatiluhur.

"Yang menjadi soal adalah untuk pemulihan kondisi waduk.Kalau kondisinya seperti sekarang ini maka untuk pemulihan kondisi waduk Jatiluhur memerlukan waktu dua tahun, dengan catatan waduk terus terisi dan penggunaan air untuk sawah cukup hemat," katanya.(mkf)