Daerah

Ulama Nganjuk Tegaskan Masjid Harus Sebarkan Islam Rahmah

NU Online  ·  Rabu, 18 Juli 2018 | 19:00 WIB

Nganjuk, NU Online
Ulama Nganjuk, Jawa Timur, KH Moch Syamsuddin Al-aly mengatakan masyarakat Nganjuk agar memfungsikan masjid sebagai tempat penyampaian syariat Islam rahmatan lil alamin. Hal itu mengingat banyaknya fitnah bertebaran di media sosial, terutama di dalam tahun-tahun politik saat ini.

"Bahkan tempat ibadah pun tak luput dijadikan tempat provokasi dan fitnah. Makanya kita minta masyarakat Nganjuk fungsikan masjid sebagai tempat diskusi dan menyampaikan syari'at Islam yang rahmatallill'alamin," kata Kiai Syamsuddin pada diskusi terfokus yang digelar Polres Nganjuk di Hotel Nirwana Nganjuk, Selasa (17/7).

Menurut Kiai Syamsuddin diskusi yang digelar pada hari itu merupakan salah satu upaya menyadarkan masyarakat akan hal tersebut. Diskusi juga sebagai kelanjutan dalam merespons menjamurnya hoaks di kalangan masyarakat.

"Hoak-hoaks yang bertebaran tersebut berisi ujaran kebencian dan fitnah yang bisa merusak persatuan serta kerukunan umat beragama," tegasnya.

Kiai Syamsudin menambahkan hendaknya umat Islam tidak mudah percaya pada kabar yang mengandung unsur menjatuhkan pribadi orang lain. Terutama kabar dalam bentuk tulisan provokatif yang dibagikan secara massif di grup-grup Whatshap, Instagram dan Facebook.

"Biasakan tabayyun atau klarifikasi di setiap informasi yang belum valid. Agar tak timbul fitnah dan saling menyalahkan. Masyarakat Timur Tengah perang terus, perang antar suku. Dan salah satu penyebabnya yaitu kesalahan informasi atau fitnah,"  paparnya.

Ia meminta pihak Kepolisian untuk tidak memberikan ruang gerak kepada pihak-pihakyang dapat meruntuhkan keutuhan Indonesia. "Kepada pihak Kepolisian Resort Nganjuk kami minta  untuk terus memantau kelompok-kelompok yang mengadakan kajian secara tertutup dan mudah menyalahkan orang lain," pungkas Kiai Syamsuddin.

Pada diskusi yang digelar bersama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se-Nganjuk itu, Kapolres Nganjuk AKBP Dewa Nyoman Nanta Wiranta membantah jika digelarnya diskusi tentang kerukunan keagamaan ini, karena adanya permasalahan kerukukan di wilayah yang dipimpinnya.

Ia berpesan kepada masyarakat terutama generasi muda agar berhati-hati menggunakan media sosial. "Kita berpesan untuk masyarakat agar berhati-hati dalam menggunakan medsos jangan ikut-ikutan menyebarkan berita yang belum jelas," ungkapnya.

Ia berharap adanya kerja sama antara ulama, polisi dan Forpimda. Dengan begitu Nganjuk akan aman dan tenteram. (Syarif Abdurrahman/Kendi Setiawan)