Daerah

Tingkatkan Pengelolaan Zakat, LAZISNU Jember Bakal Gelar Madrasah Amil

Sel, 9 Juni 2020 | 23:00 WIB

Tingkatkan Pengelolaan Zakat, LAZISNU Jember Bakal Gelar Madrasah Amil

Salah satu kegiatan LAZISNU Jember, membagikan sembako kepada warga yang kurang mampu. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online
Pengurus Cabang (PC) Lembaga Amil Zakat, Infak dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jember, Jawa Timur merilis penerimaan zakat, infaq, sedekah selama Ramadhan 1441 H lalu. Yakni sebesar Rp621.982.000,- Jumlah tersebut diperoleh melalui NU Care-LAZISNU dan 8 UPZIS (Unit Pengelola Zakat, Infak, Sedekah) MWCNU, yaitu  Ambulu, Wuluhan, Jenggawah, Sumberbaru, Patrang, Rambiuji, Panti, dan Ajung.


“Alhamdulillah, meskipun  baru melangkah sudah bisa mengumpulkan dan menyalurkan zakat sejumlah itu. Jadi itu ditotal dari zakat fitrah, zakat mal, dan infak yang dirupakan uang. Kami kira sudah lumayan karena kami baru beberapa bulan dapat SK (Surat Kuputusan kepengurusan LAZSINU Jember),” ujar Ketua PC LAZISNU Jember, Achmad Fathur Rosyid kepada NU Online di Kantor PCNU Jember, Selasa (9/6).


Ia menambahkan, dari angka tersebut, pengumpul dana terbanyak adalah UPZIS MWCNU Ambulu, yakni sebesar Rp297.895.000, diikuti oleh Wuluhan sebesar Rp149.820.000. Menurutnya, Ambulu memang cukup tinggi semangatnya dalam berkegiatan, bahkan saat saat Koin NU diluncurkan lebih setahun yang lalu, MWCNU Ambulu tercatat sebagai ‘penyumbang’ terbanyak.


“Selamat untuk UPZIS Ambulu, semoga diikuti yang lain,” jelasnya.


Dosen IAIN Jember itu menegaskan bahwa perolehan ZIS (Zakat, Infak, Sedekah) sudah ditasharrufkan kepada yang berhak. Namun penyalurannya dan pemilihan nama-nama yang berhak mendapatkan,  diserahkan kepada pengurus UPZIS masing-masing. Sebab, yang lebih tahu kondisi masyarakat dan yang  berhak mendapat bantuan adalah UPZIS masing-masing.


“Semua kita serahkan kepada UPZIS masing-masing. Kami hanya mencatat administrasinya, penerimaan dan penyalurannya. Sebab, zakat dan sedekah memang lebih dianjurkan dibagi kepada warga yang berhak  sekitar muzakki, bukan yang jauh,” ungkap Rosyid.


Sedangkan penerimaan dari NU Care-LAZISNU sebesar Rp94.992.000 dikelola dan dibagikan oleh PC LAZISNU, dan penerimanya tergantung Pengurus LAZISNU. Misalnya dibagikan kepada para pemulung di tempat pembuangan sampah, tukang becak, warga miskin, dan sebagainya.


“Jadi memang secara khusus, LAZISNU mengumpukan zakat, infaq dan sejeninsya dari para pengurus dan dermawan,” ucapnya.


Meskipun perolehan LAZISNU sudah lumayan, tapi diakui Rosyid, belum maksimal. Sebab, dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk, total angka yang diperolah (Rp621.982.000) masih sangat kecil. Di luar itu, MWCU yang aktif dengan UPZIS-nya hanya 8. Padahal jumlah  MWCNU di Cabang NU Jember sebanyak 26.


“Kedepan, kami wajib melakukan evaluasi agar bagaimana caranya bisa memperoleh hasil yang maksimal,” terangnya.


Oleh Karena itu, Rosyid berencana menyelenggarakan madrasah amil. Yaitu pelatihan bagi amil zakat terkait cara mengumpulkan dan mengelola zakat. Diharapkan dengan pelatihan itu, para amil zakat bisa mengumpulkan zakat sebanyak-banyaknya dan dapat menyalurkan zakat tepat sasaran dan lebih berdaya guna bagi penerimanya.


“Insyaallah sehabis Corona kami gelar madrasah amil. Semoga sukses,” jelasnya.


Di tempat terpisah, Direktur NU Care-LAZISNU Jember, Kholilur Rahman, menyatakan kesetujuannya untuk menggelar madrasah amil. Sebab pengelolaan zakat memang butuh keterampilan, kesungguhan dan keuletan. Namun di atas semua itu adalah menanamkan kepercayaan kepada masyarakat.


“Caranya adalah transparansi,  baik mengenai penerimaan, pengeluaran zakat, bahkan nama-nama yang menerima zakat. Kalau masyarakat sudah percaya kita, insyaallah gampang,” katanya.


Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibu Nawawi