Daerah

Timun Suri, Primadona Buka Puasa

Sen, 22 Agustus 2011 | 12:11 WIB

Serang, NU Online
Timun suri merupakan salah satu primadona yang banyak dicari orang yang akan berbuka puasa. Dengan tekstur lembut dan rasanya yang manis, buah yang hanya diperjualbelikan saat Ramadhan itu, bisa membuat buka puasa terasa lebih segar.

Bulan Ramadhan, penjual timun suri memang muncul seperti jamur di musim penghujan. Di sepanjang jalan hingga di dalam komplek perumahan timun suri menjadi komoditas paling dicari untuk berbuka.
<>
Timun suri yang menjadi primadona adalah timun suri dengan bentuk lonjong dan berwarna kekuning-kuningan. Selain teksturnya lebih lembut, rasanya juga lebih manis ketimbang timun suri yang berwarna putih yang teksturnya lebih keras dan memiliki kadar air lebih tinggi.

Soal harga, timun suri juga sangat bersahabat. Sejumlah pedagang biasanya menjual timun suri tidak lebih dari Rp.5.000 per buah. Bila anda pandai menawar, anda juga bisa mendapatkan timun suri dengan harga lebih murah.

“Ya memang harganya bervariasi sih, dari yang lima ribu rupiah per buah sampai yang sepuluh ribu rupiah untuk tiga buah timun suri. Tetapi itu kan bukan harga mati bisa saja ditawar kok,” kata warga Desa Citerep Kecamatan Ciruas, Serang Banten yang berjualan timun suri di Pasar Ciruas.

Warga Cimuncang Cilik, Kota Serang, Maryati, mengaku dirinya sudah terbiasa berbuka puasa dengan timun suri. Menurutnya, rasa timun yang segar dicampur dengan sirup dan es cocok untuk menghilangkan dahaga setelah seharian berpuasa. Karena itu, ia rela jauh-jauh membeli timun suri ke pasar Ciruas, juga ,  pasar yang menjadi salah satu sentra penjualan timun suri terbesar di Serang.

“Saya dan keluarga memang suka timun suri, seger dan enak untuk berbuka, ya kalau dibilang kalo sehari nggak ada timun suri rasanya berbuka kurang afdol,” kata Maryati.

Selain di pasar Ciruas, pedagang timun suri saat ini sudah membanjiri Pasar Induk Rau, Pasar Lama. Mereka mencoba mengais rejeki di tengah banyaknya permintaan timun suri di bulan Ramadan.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Candra  Zaini