Daerah

Tiga Hal Perwujudan Kembali ke Fitrah

NU Online  ·  Kamis, 7 Juli 2016 | 02:03 WIB

Jember, NU Online
Kesucian  (fitrah) adalah gabungan tiga unsur: benar, baik dan indah. Sehingga seseorang yang ber-idul fitri dalam arti kembali kepada kesuciannya, akan selalu berbuat yang indah, benar dan baik.

Demikian diungkapkan Ketua PCNU Jember, KH. Abdullah Syamsul Arifin saat menjadi khatib sholat Idul Fitri di masjid jami Al-Baitul Amin, Jember, Jawa Timur, Rabu (6/7).

Menurut kiai yang akrab disapa Gus A'ab, dengan kesucian jiwanya, orang yang ber-idul fitri akan memandang segalanya dengan pandangan yang positif, selalu mencari sisi-sisi yang baik, benar dan indah. Ia mencari yang indah kemudian melahirkan seni, mencari yang baik menimbulkan etika, dan mencari yang benar menghasilkan ilmu.

"Dengan demikian, ia akan menutup mata terhadap kesalahan dan keburukan orang lain. Kalaupun itu terlihat, selalu dicari nilai-nilai positifnya," tukasnya.

Lebih jauh Gus A'ab mengatakan, hakikat kembali ke fitrah bisa diwujudkan dalam tiga hal, yaitu mengokohkan ketauhidan, menguatkan komitmen ubudiyah dan memelihara akhlak yang terpuji.

Mengkokohkan tauhid, katanya, dilaksanakan dengan puasa, shalat tarawih, tadarus, membayar zakat hingga melaksanakan shalat Idul Fitri.

"Ramadhan adalah momentum yang sangat efektif untuk mengokohkan keimanan kita. Ramadhan memang dicipta oleh Allah untuk mendidik jiwa-jiwa yang lalai dari ibadahnya untuk bersimpuh bersujud  dan mengikhlaskan pengabdiannya," jelasnya.

Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Jember melanjutkan, fitrah kehambaan menuntut setiap muslim untuk membutikan komitmen ibadahnya. Dia dituntut tidak hanya bersungguh-sungguh menunaikan  ibadah fardlu tapi juga ibadah sunnah.

"Jika seorang muslim ingin membuktikan kesungguhannya untuk kembali kepada fitrahnya, salah satu bentuknya adalah dengan menjaga komitmen ibadahnya," urai Gus A'ab.

Gus A'ab memaparkan bahwa cara lain memaknai pemeliharaan fitrah adalah dengan menjaga akhlak yang terpuji seperti amanah, jujur, sabar dan syukur. Jika seseorang memiliki dan menjaga sifat-sifat tersebut, ia akan tenang hidupnya. "Orang yang amanah, jujur, sabar dan syukur adalah orang yang  disenangi dan dirindukan semua orang," jelasnya. (aryudi a. Razaq/abdullah alawi)