Jember, NU Online
Toleransi antarumat beragama bukan sekali jadi, namun perlu proses panjang melalui pengenalan sejak dini dan pemahaman yang memadai. Itulah yang mendasari sejumlah tokoh lintas agama di Kecamatan Kencong, Jember, Jawa Timur menggelar Jambore Anak Lintas Iman di halaman sebuah gereja di Desa Sidoreno, Ahad (8/7).
Menurut salah seorang panitia, Redy Saputro, jambore yang digelar dalam rangka memperingati hari anak nasional itu dimaksudkan membiasakan mereka hidup rukun bersama teman sebanyanya. Walaupun berbeda agama, tetap rukun dan damai. Dengan pembiasaan itu, maka akan tumbuh sikap toleransi yang mengalir secara alami.
“Kami ingin anak-anak hidup rukun meski berbeda agama. Kalau dibiasakan sejak ini, maka sampai dewasa pun tetap rukun,” tuturnya kepada NU Online di sela-sela acara.
Sementara itu, pendeta Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Desa Sidoreno, Kecamatan Kencong, Nicky Widyaningrum menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan wujud sikap keterbukaan anak-anak terhadap kemajemukan Indonesia, termasuk agama. Misinya adalah bagaimana mereka bisa berbaur dan bermain bersama tanpa harus terkendala perbedaan agama.
“Ini sebagai bekal untuk mereka kelak agar biasa hidup rukun dan saling menghormati agama yang dianut,” jelasnya.
Dalam jambore tersebut digelar berbagai acara, di antaranya bermain, bernyanyi dan out bond dengan mengusung tema keindonesiaan toleransi serta perdamaian. Mereka tampak begitu senang, antusias dan berbaur dengan rekan sebayanya tanpa merasa canggung. (Aryudi Abdul Razaq/Ibnu Nawawi)