Daerah

Tak Perlu Reaktif atas Ancaman ISIS, Tapi Waspada

NU Online  ·  Senin, 29 Desember 2014 | 15:01 WIB

Jember, NU Online
Rais Syuriah PCNU Kabupaten Jember, Jawa TImur KH Muhyiddin Abdusshomad mengimbau agar kader NU seperti Gerakan Pemuda Ansor tidak perlu reaktif dalam menyikapi ancaman ISIS atau Negara Islam Iraq dan Syiria.
<>
Sebab, menurut dia, ancaman ISIS itu lebih banyak bersifat teror, yakni untuk menakut-nakuti sehingga NU, Banser resah.

“Kalau kita NU, tidak perlu keras merespon itu. Biasa saja. Sudah ada polisi untuk mengurus ISIS. Kita jalankan agenda dan program keummatan kita," tukasnya saat menjadi penceramah di sebuah pengajian rutin MWCNU Sumbersari, Ahad (28/12).

Kendati demikian, menurut Kiai Muhyiddin, NU harus tetap waspada dan terus berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI. Artinya, NU harus terus pasang telinga dan mengikuti perkembangan ISIS baik di luar maupun di dalam negeri, sehingga pergerakan ISIS bisa diantisipasi.

"Tapi saya yakin, ISIS tak bisa mewujudkan ancamannya kepada Banser. Banser itu kuat dan militan. Itu sudah dibuktikan sejak zaman penjajahan hingga datangnya PKI," jelasnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Nuris, Antirogo itu menambahkan, kebrutalan prilaku ISIS itu terjadi karena pemahamannya terhadap agama (Islam) salah. Ayat-ayat al-Qur'an dan Hadits tentang perjuangan dan jihad dimaknai secara tekstual.

Akibatnya, lanjut dia, mereka dengan gampang membunuh orang atas nama agama. "Padahal tidak seperti itu. Dan itulah yang terjadi dengan teror-teror dan ledakan bom sambil berteriak Allahu akbar. Itu salah. Allah tidak menghendaki itu," tukasnya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)