Daerah

Tak Cuma Ceramah, Pegiat Aswaja Diimbau Sering Menyapa Umat

Sen, 14 Maret 2016 | 04:40 WIB

Tak Cuma Ceramah, Pegiat Aswaja Diimbau Sering Menyapa Umat

Ustadz Idrus Ramli, Dewan Pakar PW Aswaja NU Center Jatim (kanan)

Surabaya, NU Online
Banyaknya tantangan berupa pendangakalan Aswaja hendaknya menyadarkan semua pihak untuk semakin giat dalam menyapa umat. Mereka harus semakin intensif didatangi agar tidak sampai dimasuki oleh paham lain yang cenderung merusak.

"Para pemimpin umat, khususnya pegiat Aswaja jangan hanya menyukupkan ceramah sesuai jadwal yang ada, tapi semakin giat memantau perkembangan di akar rumput," kata Ustadz Idrus Ramli, Dewan Pakar PW Aswaja NU Center Jawa Timur, Ahad (13/3), saat menjadi narasumber pada kegiatan Daurah Aswaja Internasional lil Gawagis se-Jawa Timur.

Menurutnya,  kalangan penyerang amaliyah NU kerap memanfaatkan tempat ibadah seperti mushalla dan masjid yang tidak banyak difungsikan sebagaimana mestinya. "Dari mulai mencoba aktif sebagai tenaga kebersihan, menjadi muadzin hingga akhirnya menguasai jadwal imam rawatib dan pengajian di masjid dan mushalla yang ada," terangnya.

Karena itu, cara terbaik yang harus dilakukan para tokoh agama adalah dengan terus berupaya menyapa masyarakat di luar jadwal pengajian rutin yang dimiliki. "Karena mereka akan menguasai tempat ibadah yang jarang disapa dan dikunjungi tokoh agama di komunitas tersebut," ungkapnya.

Bagi Ustadz Idrus, kelebihan kelompok yang sering menguasai masjid dan mushalla tersebut adalah konsistensinya dalam menjaga dan menguasai jadwal ibadah. "Maklum, mereka didukung oleh pendanaan yang besar, sehingga tidak lagi disibukkan dengan kegiatan ekonomi seperti masyarakat pada umumnya," katanya.

"Saya yakin, pemahaman peserta daurah tentang Aswaja sudah benar dan tidak diragukan karena berasal dari kalangan gus dan ning yang notabene adalah putra-putri kiai serta pengampu pesantren," jelasnya. Namun, yang sangat mendesak adalah bagaimana jadwal menyapa dan mendampingi masyarakat awam kian ditingkatkan agar merasa semakin terayomi.

Pada kegiatan yang diikuti ratusan gus dan ning utusan dari kota dan kabupaten se-Jatim tersebut, Ustadz Idrus berharap ada rutinan pengajian yang diisi tokoh agama setempat agar umat tidak kecolongan. "Kalau kerap menyapa umat dan warga, pasti mereka akan terus merasa hormat," katanya.

Ustadz Idrus Ramli menjadi narasumber pertama pada kegiatan yang berlangsung di aula PWNU Jatim, Jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya. Narasumber lain adalah Ustadz Ma'ruf Khozin (Surabaya), Alhabib Syekh Samir bin Abdurrahman al-Khauli al-Rifai al-Husaini (Lebanon) serta KH Marzuki Mustamar dari Malang. (Ibnu Nawawi/Mahbib)