Tak Bisa Melucu, Berikut Cara Buat Nyaman Pendengar Saat Ceramah
Rab, 20 November 2019 | 06:15 WIB
Tidak semua orang berkemampuan melucu atau membuat orang tertawa. Sekalipun humornya sama, tetapi jika tidak disampaikan oleh orang yang pandai melawak akan kering.
Meskipun demikian, dai tidak perlu risau jika tidak bisa atau tidak berkemampuan melucu mengingat ada cara lain untuk membuat pendengar tetap nyaman menyimak ceramahnya.
Setidaknya, H Aqib Malik, public speaker, menyampaikan empat metode cara agar pendengar tetap nyaman tanpa melucu saat Pelatihan Ta'mir, Khatib, dan Dai Nasional di Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Dukuh Puntang, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (20/11).
Pertama, menyampaikan hadis, ayat, atau maqalah ulama yang bersifat numbering, memiliki bilangan tertentu. Misalnya saja, ia mencontohkan, sebuah hadis yang menyebutkan ada tiga musibah ketika jauh dari ulama.
"Ketika kita menyampaikan kesatu dan kedua, penonton akan penasaran menunggu yang ketiga itu apa," kata Pengasuh Pondok Pesantren Ma'hadut Thalabah, Babakan, Lebaksiu, Tegal, Jawa Tengah itu.
"Bikin kepo (rasa ingin tahu yang berlebihan)," seru salah satu peserta di barisan belakang.
"Bikin kepo, betul," kata pria yang pernah mengaji di Pondok Pesantren Mranggen Demak, dan Kaliwungu Kendal, Jawa Tengah ini.
Selain itu, Gus Aqib, sapaan akrabnya, juga menyampaikan bahwa cara membuat pendengar tetap menaruh perhatian terhadap isi pembicaraan dai adalah dengan mengungkapkan kata mutiara atau idiom.
Hal tersebut, menurutnya, mudah diingat oleh pendengar sehingga membuat mereka tetap asyik menyimak. "Itu nempel itu," katanya.
Hal lain yang bisa dijadikan trik menahan audiens tetap fokus pada ceramah adalah dengan cerita dan sejarah. Gus Aqib mencontohkan Gus Muwafiq yang kerap menguraikan cerita sejarah panjang dalam setiap ceramahnya.
Gus Aqib sendiri mengaku sebagai orang yang dilahirkan tidak bisa melucu. Jika pun dipaksa melucu, hasilnya akan 'garing'. Karenanya, ia menggunakan teknik-teknik yang telah disebutkannya saat menyampaikan ceramah.
Selain hal tersebut, tentu ada elemen lain yang tidak boleh dinafikan oleh dai atau penceramah, seperti aspek visual. Menurutnya, dai harus 'good looking' terlihat baik secara penampilannya. Hal itu akan membuat nyaman audiens melihatnya.
Di samping itu, vokal dan intonasi juga harus diperhatikan. Gestur atau gerak tubuh juga tidak boleh dinegasikan sebagai salah satu cara agar isi ceramah diterima oleh pendengar dengan mudah.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
2
Khutbah Jumat: Inspirasi Al-Fatihah untuk Bekal Berhaji ke Baitullah
3
Harlah Ke-74: Ini Asas, Tujuan, dan Lirik Mars Fatayat NU
4
Kajian Lengkap Kriteria Miskin bagi Pekerja dalam Bab Zakat
5
3 Hakim Nyatakan Dissenting Opinion, Paslon 01 dan 03 Terima Putusan MK
6
Kasus DBD Melonjak, Berikut Cara Pencegahannya Menurut Dokter
Terkini
Lihat Semua