Daerah

STAIN Pamekasan Menuju IAIN

NU Online  ·  Jumat, 15 November 2013 | 07:00 WIB

Pamekasan, NU Online
Sebagai satu-satunya kampus Islam yang berstatus negeri di Pamekasan, Madura,  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan optimis sudah bersiap menuju alih status menjadi Institut Agama Islam Negeri. Hal itu sebagaimana direncanakan saat acara proses penganggaran perguruan tinggi pada sosialisasi kepada seluruh civitas akademika yang di gelar di Ruang Aula STAIN Pamekasan, Rabu (13/11) kemarin.

<>Pada kegiatan tersebut, civitas akademika STAIN Pamekasan menghadirkan salah satu pejabat dari bagian keuangan Dirjen Pendis kementerian agama, Atun Sanusi dan Ridwan, Mpd dari bagian perencanaan dan pengembangan UIN Malang. Tujuan kegiatan ini agar seluruh karyawan dosen dan civitas akademika memahami proses panganggaran mulai dari perencanaan pelaksanaan hingga evaluasi.

Hal itu diungkapkan oleh ketua STAIN Pamekasan Dr. H. Taufiqurrahman. M.Pd usai pelaksanaan acara tersebut, menurutnya sosialisasi sangat penting untuk pengelolaan Perguruan Tinggi Negeri. Dalam acara tersebut juga di singgung mengenai bagaimana cara menaikkan DIPA untuk STAIN Pamekasan sehingga sangat berkaitan dengan rencalna alih Status menjadi IAIN. 
“Tadi sempat disinggung juga bagaimana cara menaikkan DIPA menjelang kita merintis alih status tentang cara kita supaya bisa menikkan anggran sehingga seluruh pembiayaan alih status bisa di laksanakan,” terang Taufiq.

Ditambahkan sekarang, pihaknya sedang melakukan upaya alih status dengan melakukan komunikasi dengan berbagai pihak yang berkompeten. Kendati demikian kendala-kendala masih banyak yang harus di hadapi dalam rangka proses pengalihan status itu salah satunya adalah mengenai pengadaan lahan sebagai pemenuhan syarat luasan untuk menjadi kampus IAIN, namun beberapa opsi pengadaan itu sudah ada tinggal penyelesaiannya.

Sementara itu, Atun Sanusi selaku narasumber dalam acara itu yang juga menjabat sebagai kabag keuangan Direktorat Jenderal Pendis Kementrian Agama mengatakan dalam hal ini kementerian agama sedang menggalakkan program akuntabilitas dan kelancaran pengelolaan keuangan negara. 
STAIN pemekasan dipilih karena kota Pamekasan di Madura dikenal sebagai kota pendidikan sehingga kampus tersebut punya potensi besar beralih status dari STAIN menjadi IAIN sehingga perlu meningkatkan Sumber Daya Manusia di dalamnya lebih berkualitas dan profesional.

 “Acara ini diikuti oleh seluruh civitas akademika STAIN Pamekasan supaya mereka punya waktu untuk listening tidak lagi hanya sebagai tenaga pengajar yang paham substansi saja tapi juga  bisa mengatur proses penganggaran yang lebih profesional,” ungkapnya.

Dengan Begitu, kata Atun, untuk mewujudkan tuntutan masyarakat bagaimana pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel bisa di laksanakan di STAIN Pamekasan sehingga kampus ini mampu secara kreatif dan inovatif mengembangkan potensinya menuju ke arah alih status karena itu sangat mempengaruhi kualitas pendidikan di Madura. 

Ditambahkan, kini STAIN Pamekasan yang sedang memulai proses alih status menjadi IAIN itu perlu inventarisasi potensi-potensi tenaga pengajar, sarana parasarana dan juga mampu melihat potensi masyarakat dan itu membutuhkan waktu. “Saya melihatnya STAIN Pamekasan punya potensi yang luar biasa,” imbuh Atun.

Apalagi setelah adanya Suramadu, di katakan Atun  hal itu cukup punya andil besar dalam peningkatan perekonomian masyarakat Madura yang dulu lebih suka keluar dari Madura sekarang lebih memilih mengembangkan ekonominya di Madura. STAIN pemekasan yang sebagai kampus yang berbasis Agama menjadi daya tarik utama karena di Madura dikenal dengan identitas Agama Islam yang cukup kuat.

 “Saya melihat perkembangan STAIN Pamekasan bukan hanya dilihat dari dalam tapi juga dipengaruhi oleh lingkungannya, selain melihat secara geografis juga perlu melihat bagaimana perkembangan potensi ekonomi Madura jadi semua harus dilihat secara terintegratif,” tandasnya.(Hairul Anam/Mahbib)