Daerah

Siswa Pesantren Tradisional NAD Pertama Kali ikut UAN

NU Online  ·  Senin, 20 Desember 2004 | 05:55 WIB

Banda Aceh, NU Online
Sebanyak 150 orang murid pondok pesantren Salafiyah (tradisional) yang tersebar di sejumlah daerah di daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD),  akan mengikuti  Ujian Akhir Nasional (UAN) pada 20 hingga 23 Desember 2004.
    "Keikutsertaan santri pondok pesantren Salafiayah itu merupakan yang pertama kali," kata Koordinator UAN pondok pesantren Salafiyah, Drs. T. Adli Armaddany, kepada pers di Banda Aceh, Minggu.
     Dikatakannya, dengan  mengikuti UAN, para santri yang belum dapat memperoleh ijazah setara untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. 
     Menurut Adli, tujuan penyelenggaraan UAN bagi santri ponpes Salafiyah itu  untuk mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Tingkat Dasar Sembilan tahun (Wajardikdas) yang telah dimulai di seluruh Indonesia sejak  2001. 
    "Namun program yang didasarkan keputusan bersama antara Departemen Agama dengan Departemen Pendidikan Nasional RI itu  baru pertama kalinya diselenggarakan di Aceh pada tahun ini," tambahnya.
    Ia menjelaskan, untuk tahap pertama, 150 santri itu berasal dari tiga ponpes salafiyah, yakni ponpes  Mudi Mesra dan Ummul Aitam di Kabupaten Bireuen, serta Darul Ulum Celala, Aceh Tengah. 
    Kelas yang dibuka bagi peserta UAN adalah kelas Ula yang setara dengan Sekolah Dasar (paket A) dan Wustha atau SLTP (paket B).
    Dijelaskannya, hingga kini tercatat 857 unit ponpes di seluruh provinsi itu, dan sebanyak 67 unit di antaranya merupakan pesantren terpadu dan sisanya adalah pesantren Salafiyah.
    Adli, menjelaskan, bantuan pemerintah pusat bagi pengembangan ponpes di Aceh yang penyalurannya  melalui Departemen Agama itu sangat terbatas. 
     "Selama ini, bantuan APBD untuk ponpes di Aceh yang disalurkan melalui Dinas pendidikan dan Syariat Islam, antara lain berupa pengadaan kitab, bantuan fisik, komputer dan pembinaan pondok pesanten," demikian kata dia.