Daerah

Sistem Yang Dirubah Bukan Presiden

NU Online  ·  Rabu, 18 Juni 2003 | 17:16 WIB

Jambi, NU-Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menilai siapapun yang menjadi presiden, bangsa ini tetap tidak berubah dan akan begini terus, walaupun presidennya terus ganti.

Menurutnya, hal ini disebabkan para penyelenggara negara hanya memikirkan kepentingan pribadi dan kelompok. Ia mencontohkan, banyak sekali ahli pertanian yang malas turus ke sawah, ahli perikanan jarang turun ke laut, ahli perkebunan jarang turun ke kebun dan dan ahli peternakan jarang ngurusi ternak.

<>

”Mereka semua berlomba-lomba menjadi pegawai negeri di kantor-kantor yang ruangannya ber-AC. Kondisi dan sistim inilah yang perlu dirubah oleh para penguasa negara ini, bukannya menggonta-ganti presiden,” tegas Hasyim Muzadi saat melantik Pengurus Wilayah NU Provinsi Jambi di Hotel Abadi, kemarin 17/6.

Menurutnya siapapun yang menjadi presiden sama sekali tidak ada masalah, namun yang harus dilakukan bangsa dan negara ini bagaimana membangun sistim yang baik, pemerintahan yang adil, bijaksana dan memikirkan rakyat banyak. “Tuhan akan menurunkan azab bagi suatu bangsa dengan cara menempatkan pemimpin yang zalim dan tidak adil. Dan Tuhan akan menurunkan nikmat dan berkahnya dengan cara menjadikan pemimpin yang adil dan bijaksana,” tukasnya.

Menyangkut konflik yang terjadi saat ini, Hasyim mengatakan jika negara salah menempatkan hubungan agama dengan negara akan terjadi kekacauan, kesengsaraan, dan kelelahan. Hal itu telah terbukti di seluruh negara Islam dan di Indonesia sendiri, pemberontakan demi pemberontakan, sekalipun pakai tema agama dia akan berakhir dengan kegagalan dan kesengsaraan. “ Bukan hanya di Indonesia, di negara Islam pun, kalu cara pengembangan Islam yang tidak digabungkan dengan pengembangan keadilan, kemanusiaan dan pengembangan ekonomi maka negeri ini tidak akan maju,” tandasnya.

Menyangkut soal isu pencalonan sebagai presiden, Hasyim mengaku sampai hari ini belum mendengar ada salah satu partai yang secara resmi meminta kesediaan dirinya menjadi presiden ataupun wakil presiden.” Perlu saya jelaskan, dari dulu hingga sekarang saya tidak pernah meminta-minta untuk menjadi presiden. Dan berita itu yang ada di koran dan televisi itu hanya omongan orang. Namun kalau nanti saya diminta untuk menjadi presiden, saya belum bisa memutuskannya, karena terlebih dahulu saya meminta persetujuan dulu dengan NU. Yang memutuskan itu kan NU, boleh atau tidak,” ungkapnya. (Kd-J/Jay/Wan)