Daerah

Silaturrahim dalam Tradisi Selamatan Desa di Probolinggo

NU Online  ·  Rabu, 17 Oktober 2012 | 04:37 WIB

Probolinggo, NU Online
Selamatan desa sudah menjadi tradisi yang dijalankan oleh masyarakat dan pemerintahan desa dari waktu ke waktu, seperti terlihat di Desa Krampilan Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo, Selasa (16/10) malam.<>

Selamatan desa yang dilaksanakan di Dusun RT. 01 RW. 01 Dusun Krajan Desa Krampilan Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo tersebut dihadiri oleh Bupati yang juga Mustasyar NU Kabupaten Probolinggo H. Hasan Aminuddin, Rais Syuriyah PCNU Kraksaan KH. Muhir Kholili dan Ketua PC GP Ansor Kraksaan Nuriz Zamzami.

Hasan Aminuddin malam itu mengingatkan masyarakat agar mewujudkan suatu kebersamaan untuk terus meningkatkan dan memperbanyak silaturahim dengan sesama. Pasalnya, dengan memperbanyak silaturahim maka hubungan antar masyarakat akan semakin dekat dan erat.

”Selamatan desa ini merupakan wujud kebersamaan masyarakat sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas limpahan rizki dan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT. Semoga dengan kegiatan ini, masyarakat bisa hidup dengan makmur dan sejahtera serta terhindar dari segala musibah baik lahir maupun batin,” ujarnya.

Hasan juga menekankan bahwa perubahan zaman telah membawa pengaruh luar biasa yang sangat mengkhawatirkan generasi muda. “Ini merupakan ancaman yang luar biasa bagi setiap masyarakat, khususnya para orang tua. Apalagi kecerdasan anak hari ini tidak sama dengan dahulu,” jelasnya.

Kepala Desa Krampilan Andrik Koesharyanto mengungkapkan bahwa selamatan desa ini digelar dengan tujuan supaya agar desa menjadi makmur dan sejahtera sehingga dijauhkan dari musibah dan malapetaka.

“Semoga seluruh warga diberikan kesehatan, ketentraman dan ketenangan serta dijauhkan dari segala musibah dan mata pencaharian yang ditekuninya bisa sukses,” harapnya.

Tradisi selamatan desa ini juga diisi dengan taushiyah oleh Rais Syuriyah PCNU Kraksaan KH. Munir Kholili. Dalam taushiyahnya ia meminta agar orang tua selalu mewarisi anak-anaknya dengan ilmu sehingga nantinya siap menghadapi tantangan perubahan zaman.

“Kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, maka nantinya anak cucu kita hanya akan menjadi penonton,” tegasnya.




Redaktur      : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar