Daerah

Sikap Muslim Mendengar Orang Berbuat Maksiat

Sel, 8 Januari 2019 | 16:00 WIB

Sikap Muslim Mendengar Orang Berbuat Maksiat

Foto: Ilustrasi (Ist.)

Jombang, NU Online
Menyikapi orang yang berbuat maksiat, Sayidina Ali RA memberi nasehat kepada umat Islam agar tidak memandangnya sebagai pelaku maksiat secara terus menerus. Sebab bisa jadi jika pelaku maksiat itu melakukan kemaksiatannya di siang hari, pada malam harinya ia telah bertaubat dan pada pagi harinya telah diampuni oleh Allah.

Hal ini dijelaskan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Aqobah Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur KH Ahmad Junaidi Hidayat, Selasa (8/1).

Menjelaskan QS Al-Mulk ayat 2, ia menegaskan bahwa Allah menciptakan kehidupan dan kematian di dunia ini adalah sebagai ujian siapa yang memiliki sikap dan prilaku terbaik. Baik dalam niatan maupun tindakan.

"Kita harus benar-benar menata hati, lisan dan tangan agar ahsan (baik). Agar tidak ketularan,” katanya kepada NU Online.

Dalam pepatah jawa disebutkan Geting iku Nyanding yang bermakna agar kita tidak benci kepada seseorang. Karena bisa jadi yang dibenci itu nantinya malah akan selalu datang kepada kita terus-menerus. Jangan juga mencacat karena bisa jadi yang dicacat akan didapat.

Oleh karena itu dikatakannya, jika melihat atau mendengar seseorang melakukan maksiat atau sesuatu yang buruk, para pendahulu kita mengajarkan untuk tidak mencelanya. Sebaiknya harus berdoa dan minta perlindungan kepada Allah agar terhindar dari ikut melakukan hal tersebut.

Dan lebih dari itu, lanjut Kiai Junaidi, kita harus berdoa agar anak keturunan kita tidak melakukan hal-hal maksiat seperti itu.

"Kasihan dia. Kasihan keluarganya. Mudah-mudahan anak-anak kita selamat dari hal semacam itu," tandasnya. (Syarief Rahman/Muhammad Faizin)