Daerah

Setelah Mondok, Santri Harus Bisa Merintis Usaha Sendiri

NU Online  ·  Sabtu, 6 Januari 2018 | 00:07 WIB

Jombang, NU Online
Banyak peluang usaha yang dapat dimanfaatkan alumni pesantren saat kembali ke masyarakat. Bahkan santri putri sekalipun bisa belajar kepada perempuan ini yang mampu menjadi pengusaha sukses aneka camilan, sambal tradisional hingga lele.

Perempuan dimaksud adalah Ida Widyastuti. Pendiri Roemah Snack Mekarsari ini berbagi pengalaman saat menjadi narasumber pada kuliah umum "Mengembangkan Spirit Kewirausahaan di Kalangan Santri". Kegiatan diselenggarakan Yayasan Khoiriyah Hasyim Seblak, Jombang, Jumat (5/1).

Ida Widyastuti mengisahkan pengalamannya merintis jalan menjadi eksporter aneka camilan, sambal tradisional hingga lele. "Santri Jombang harus bertekad, sepulang dari pondok harus bisa merintis usaha sendiri," kata perempuan kelahiran 1974 ini.

Kepada para santri, Ida menuturkan bahwa keberhasilan yang diraihnya tidak datang tiba-tiba. Sejak kecil hingga lulus SMA, perempuan kelahiran Jombang itu sebenarnya hidup dalam kemiskinan. Pekerjaan berat menjadi buruh tani dilakoninya sejak usia dini. "Setelah lulus SMA, sekitar 1997, saya pernah menjadi buruh kecil di Batam dengan gaji Rp 157 ribu sebulan," kisahnya.

Pada kesempatan tersebut, Ida juga memutarkan film dokumenter yang menceritakan perjalanan hidupnya. Dalam film itu digambarkan, saking menderitanya, Ida sempat menggugat Tuhan atas kemiskinan tak berkesudahan yang dialaminya. 

Film singkat itu juga menggambarkan titik balik yang dialaminya dan kemudian menuntunnya merintis jalan berwirausaha hingga menjadi eksporter camilan, sambal dan ikan beku (frozen fish). Ia juga mengulas prinsip bisnisnya yang berpedoman pada Motherhood Triangle (sharing, caring and loving).

Pada kesempatan itu, Ida tampil bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP, Rifky Effendi Hardijanto.  Hadir pula Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto. 

Usai kuliah umum, Rifky dan Ida menyempatkan diri mengunjungi kolam lele sistem bioflok yang dikelola Panti Asuhan Al-Choiriyah Seblak. Rifky berharap, para santri dan pengelola kolam lele dapat memanfaatkan peluang ekspor yang telah dibuka oleh Ida tersebut.

Menanggapi hal itu, Faiz Ahmad Elsaputra, salah seorang santri pengelola lele menyatakan kesanggupan untuk memenuhi harapan dari KKP. "Insya Allah kami usahakan yang terbaik dalam pemanfaatan dan pengelolaan kolam bantuan dari Ibu Menteri Susi ini," ujar santri yang juga alumnus ITS Surabaya itu.

Pada kesempatan yang sama, Slamet Soebjakto menyatakan komitmennya untuk membantu pemberdayaan ekonomi kalangan pesantren. "KKP berkomitmen membantu kalangan pesantren untuk budidaya ikan. Harapan kami, minimal bisa berkontribusi dalam perekonomian lokal dan peningkatan gizi santri," ujar Slamet yang turut hadir dalam kunjungan tersebut. (Ibnu Nawawi)