Majalengka, NU Online
Sejumlah tokoh Islam Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Ahad (4/3) kemarin, bertemu dalam acara dialog interaktif di Masjid Jami Kampung Keresik Desa Leuwilaja, Sindangwangi, Majalengka. Dialog itu berawal dari keresahan terhadap hubungan antar ormas Islam yang dinilai semakin retak, adanya klaim kebenaran (truth claim) sampai menghujat bahkan mengkafirkan ormas yang lain.
Kegiatan ini digagas oleh Forum Majelis Taklim (FMTS) di Masjid Jami Kampung Keresik.
Hadir dalam dialog interaktif tokoh Islam dengan tema "Sudah Benarkah Islam yang Kita Jalankan" tersebut, yakni Ketua Pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Majalengka KH Sirodjudin Abas, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Muhammadiyah H Ahim Apendi dan Ketua Persatuan Umat Islam (PUI) Majalengka H Yunus Sanusi. Pembicaraan ketiganya juga disaksikan ratusan jamaah majelis taklim di Majalengka.
KH Sirodjudin Abas dari Nahdlatul Ulama sempat mengaku kurang sependapat dengan tema yang diusung panitia. Namun sayang Siroj tidak menyampaikan alasannya secara rinci.
Disingung soal adanya perbedaan pandangan antara NU, Muhamadiyah dan PUI dalam beberapa tata cara ibadah, Siroj memandang bahwa masalah khilafiyah sebenarnya sudah terjadi sejak masa para pendahulu. Perbedaan tersebut, merupakan rahmat bagi semua manusia (rahmatan lil 'alamin).
"Dari dulu perbedaan itu memang sudah ada, makanya ada mazhab-mazhab dalam Islam. Karena, Islam itu universal artinya bukan lokal. Perbedaan tersebut ternyata juga dipengaruhi oleh letak geogravis, budaya dan daerah, sehingga muncul ilmu usul fikih," tandas ketua Tanfidziyah PCNU Majalengka.
Sementara Tokoh PUI Yunus mengatakan, dialog interaktif cukup bagus dalam rangka membuka wawasan atau cara pandang masyarakat terhadap organisasi keisalaman.
"Dengan dialog dan duduk bersama, kita ingin memberikan pengertian kepada masyarakat bawah bahwa NU, Muhammadiyah dan PUI bukan merupakan agama, tapi suatu organsisasi keislaman. Karena selama ini banyak anggapan yang keliru di tengah-tengah masyarakat," ungkapnya.
Tokoh Muhammadiyah Drs H Ahim Apendi MSi mengatakan, saat ini perlu memberikan penjelasan dan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang keislaman. Sehingga, tidak muncul dikotomi terhadap organsisasi keislaman. Untuk itu, sebut dia, perlu adanya sebuah sosialisasi tentang pemahaman yang keliru di masyarakat tentang ormas Islam. (kalil sadewo/cirebon)
Terpopuler
1
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
2
Inilah Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
3
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
4
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
5
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
6
10 Muharram Waktu Terjadinya 7 Peristiwa Penting Para Nabi
Terkini
Lihat Semua