Daerah

Sejak 2001, Bu Sinta Biasa Buka Bersama dengan Masyarakat

NU Online  ·  Senin, 20 Juni 2016 | 01:30 WIB

Sejak 2001, Bu Sinta Biasa Buka Bersama dengan Masyarakat

Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid

Subang, NU Online
Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH. Maman Imanulhaq mengecam keras aksi penolakan terhadap kegiatan buka puasa Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid yang digelar di Semarang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Pernyataan itu disampaikan usai mengisi kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Gedung Dekopinda Subang, Subang, Jawa Barat.

"Sulit dipahami acara positif kok dibubarkan. Sejak 2001 Bu Sinta sudah terbiasa buka bersama dengan berbagai elemen masyarakat, buka bersama itu kadang diadakan di pesantren, kolong jembatan, pura, wihara, penjara, dan beberapa tempat lain," kata Pengasuh Pesantren Al-Mizan Majalengka itu, Sabtu (18/6).

Bahkan, kata dia, sudah jutaan orang yang merasa gembira dengan kegiatan buka bersama Bu Shinta karena bisa makan takjil dan sekaligus berbagi keluh kesah tentang hidup mereka.

Ditambahkannya, aksi penolakan terhadap kegiatan buka bersama Bu Shinta, menunjukan ketidakmengertian yang sengaja terus dipelihara dan tidak mau belajar, merasa paling benar sendiri dan merasa yang paling mengerti tentang agama.

"Arogansi itu bentuk indikasi pemahaman keagamaan yang dangkal. Ini berbahaya karena merusak ketentraman juga memicu konflik agama. Justru aksi mereka itu malah merusak saklaritas puasa," ungkapnya.

Tidak hanya itu, anggota DPR RI ini juga mengecam kicauan akun yang menghina Bu Shinta seperti Mustofa Nahrawardaya lewat akun Twitter @TofaLemon yang menyinggung keterbatasan Bu Shinta dalam upayanya untuk berbagi dengan orang lain.

"Bikin tweet itu yang cerdas dan mencerahkan, ini malah bikin gaduh yang ngga jelas. Apalagi katanya dia itu aktivis," tegas Kang Maman, sapaan akrabnya.

Atas dua perlakuan terhadap Bu Shinta itu, Kang Maman mendesak adanya tindakan tegas dari Pemerintah karena menurutnya isu agama sangat sensitif jika dibiarkan akan mengganggu kerukunan antar umat beragama serta dapat menyulut konflik yang lebih luas. (Aiz Luthfi/Mahbib)