Daerah

Santri Putri Tak Perlu Terbebani dengan Pendidikan Tinggi

Kam, 13 Februari 2020 | 03:00 WIB

Santri Putri Tak Perlu Terbebani dengan Pendidikan Tinggi

Anifatul Jannah pada acara bedah buku ‘Santri Nikah Jomblo Punah’ di halaman Pesantren Mamba’ul Ulum Putri, Kajen, Pati. (Foto: NU Online/M Ifan Aularrosyad)

Pati, NU Online
Santri zaman sekarang tentu akan menjadi pemimpin di masa mendatang. Diperlukan sejumlah bekal agar kelak dapat menjadi harapan bagi agama dan bangsa. Salah satunya adalah percaya diri, tangguh dan bisa berperan di berbagai bidang. Yang juga penting adalah memiliki pendidikan tinggi.
 
Pandangan di atas disampaikan Anifatul Jannah pada acara bedah buku ‘Santri Nikah Jomblo Punah’ dan diskusi dengan tema ‘Peran Santriwati dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.’ 
 
Kegiatan dipusatkan di halaman Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Putri, Kajen, Pati, Jawa Tengah, Selasa (11/2).
 
Menurut narasumber dari Sidoarjo, Jawa Timur tersebut diharapkan para santri perempuan atau santriwati memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
 
“Sehingga ke depannya para santriwati juga mampu berperan di berbagai bidang,” katanya.
 
Anifa dalam pemaparannya berharap santriwati harus percaya diri, tangguh dan bisa berperan di berbagai bidang.
 
"Menjadi perempuan khususnya santri harus percaya diri dan berani menghadapi apapun. Jangan suka menye-menye dan gampang ambyar. Semakin banyak tantangan yang dihadapi akan menjadikan mental kita kuat," ujar perempuan yang pernah menjadi guest speaker di the University of Sydney Australia ini.
 
Lebih lanjut, alumnus Pesantren Al-Islam Ponorogo tersebut mengingatkatkan bahwa perempuan jangan terbebani dengan gelar yang tinggi. Bahkan dengan kelebihan tersebut akan memiliki pendamping terbaik.
 
"Jadi perempuan jangan terbebani dengan gelar yang tinggi. Jangan takut tidak ada lelaki yang mendekati. Justru dengan sekolah tinggi, perempuan bisa menyeleksi lelaki yang layak mendampingi sampai akhirat nanti,” jelasnya.
 
Lebih jauh disampaikan bahwa untuk bisa memiliki masa depan yang diharapkan, tidak cukup dengan berbekal kelulusan dari lembaga pendidikan formal.
 
“Ijazah tidak menjamin masa depan. Justru niat dan usaha kita dari sekaranglah yang menjadi penentu masa depan," paparnya di hadapan peserta bedah buku. 
 
Acara yang diselenggarakan di halaman pesantren ini sangat antusias. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya peserta yang aktif berdiskusi dan bertanya. 
 
Selain antusias, acara juga dihadiri beberapa tamu undangan dari sekitar Kajen yang mengikuti acara sampai larut malam. 
 
 
Kontributor: M Ifan Aularrosyad
Editor: Ibnu Nawawi