Padangpariaman, NU Online
Santri yang belajar di Pondok Pesantren tidak kalah prestasinya dalam meraih kesuksesan dalam belajar dibanding dengan murid di sekolah lain. Santri tamatan pondok pesantren dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi dan berkarya di mana saja. Bahkan, kalangan perguruan tinggi negeri (PTN) saat ini memberikan apresiasi kepada santri yang hafal Al Qur’an, masuk ke perguruan tinggi negeri tersebut tanpa tes. Itu artinya santri mendapat apresiasi atas prestasinya.
Mantan Menteri Agama RI KH Said Agil Husein Almunawwarah mengungkapkan hal itu dihadapan ratusan santri, majelis guru dan ulama di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Sabtu (1/10) malam. Said hadir sebagai pembicara utama dalam halaqah nasional bertemakan, “Mengkaji tentang Hisab dan Rukyat”, dihadiri Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur dan Ketua Yayasan Pembangunan Islam El Imraniyah (PYII) Ringan-Ringan Idarussalam Tuanku Sutan.
Menurutnya, santri jangan lupa dengan gurunya, hormati guru agar ilmunya berkah. “Setiap akan tidur wirid membaca Al Fatihah kepada guru yang sudah memberikan ilmunya. Termasuk kepada orangtua tentunya. Dengan membaca dan mengirimkan Al Fatihah kepada guru, berarti santri sudah menjalin hubungan rohani dengan gurunya. Sekalipun sang guru sudah wafat,” kata Said yang mengaku memiliki koleksi kitab (buku) satu rumah ini.
Dikatakan Said Agil, keikhlasan guru yang mengajar di pondok pesantren menjadikan gurunya jelas, sanad kitabnya jelas, sehingga ilmunya berkah. Santri belajar tidak cukup satu guru, satu kitab. Jangan pernah merasa cukup dalam belajar. Justru semakin banyak kita ketahui, semakin terasa kita ini banyak yang tidak diketahui.
“Ilmu agama Islam itu amat luas. Ada ilmu Al-Qur’an, tafsir, hadist, kalam, dan lain-lainnya yang satu sama lain saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Semua ilmu itu menjadi satu rangkaian yang patut menjadi perhatian setiap santri yang mendalami agama Islam,” ujar Said.
“Untuk mendalami pemikiran ulama terdahulu dari kitab yang berjilid-jilid, pondok pesantren harus memiliki perpustakaan yang memadai. Sehingga santri dapat merujuk hadist-hadist dan pemikiran ulama kepada kitab yang ada di perpustakaan. Ketika menjabat Menteri Agama RI, beberapa pesantren di Indonesia saya bantu perpustakaannya hingga Rp 300 juta. Pesantren Nurul Yaqin juga harus memiliki perpustakaan,” kata Said Aqil Husein yang juga mantan pengurus PBNU ini.
Ketua Yayasan PYII Ringan-Ringan Idarussalam Tuanku Sutan mengatakan, keluarga besar Pesantren Nurul Yaqin memang merasakan hausnya akan ilmu. Untuk itu, berbagai tokoh nasional terus didatangkan ke sini agar santri dan majelis guru mendapatkan ilmu agama dan perkembangan terkini. Sebelumnya sudah datang mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj. (Armaidi Tanjung/Fathoni)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua