Sumenep, NU Online
Banyak peran yang dapat dilakukan santri saat ini. Usai merampungkan belajar agama di pesantren juga terbuka kesempatan untuk berkhidmat dengan keahlian beragam.
Hal tersebut diingatkan A Afif Amrullah saat menjadi narasumber seminar dengan tema Peran Pesantren dan Dunia Penyiaran di kampus Institut Ilmu al-Qurāan Nurul Islam (Stiqnis) Karangcempaka, Bluto, Sumenep, Jawa Timur, Ahad (6/1).
āKalau diperhatikan saat ini, para penceramah agama yang muncul di media kebanyakan memiliki ilmu keagamaan yang terbatas,ā kata A Afif Amrullah di hadapan peserta seminar.
Menurut Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur ini, kondisi tersebut tidak dapat serta merta disalahkan. āKarena yang memiliki konsep dan sumber daya manusia untuk mengisi tayangan televisi dan media sosial adalah dari kalangan ini,ā ungkapnya.
Yang justru harus dipertanyakan adalah, mengapa peran seperti itu tidak diisi oleh kalangan yang memiliki pengetahuan dan pengamalan agama mumpuni. āHarusnya, pesantren dapat mengambil peran ini,ā jelas alumni Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang ini.
Oleh karena itu, peran strategis seperti itu hendaknya dapat dilakukan para santri. āKarena pengetahuan agama dan pengamalan santri tidak diragukan, hanya saja harus bisa mengambil peran yang lebih strategis,ā terangnya.
Sebagai layaknya sebuah industri, para santri juga hendaknya dapat memahami tuntutan yang melingkupi tayangan di televisi. āDari mulai tampilan diri yang meyakinkan, suara yang memukau, serta tentu saja pengetahuan agama yang memadai,ā kata dosen di Universitas Sunan Giri (Unsuri) Surabaya tersebut.
Afif yakin, semua kriteria tersebut dimiliki oleh santri. āMasalahnya, kapan ada keberanian dan semangat untuk berkiprah di dunia yang lebih luas,ā sergahnya.
Kemudahan mengakses internet juga menjadi peluang yang dapat dimanfaat secara optimal. āAda layanan media sosial yang juga bisa diisi dengan tayangan dan konten khas pesantren,ā katanya. Dari mulai kalimat dan gambar, serta video pendekĀ inspiatif yang sekarang banyak digemari kalangan muda, lanjutnya.
Dengan banyaknya peluang dakwah yang tersedia, sudah saatnya para santri membekali diri dengan metode dakwah zaman now. āDan untuk bisa menguasai berbagai kemampuan tersebut bisa dilakukan secara autodidak maupun dengan pelatihan,ā tandasnya.
Seminar diselenggarakan sebagai rangkaian peluncuran portal Pondok Pesantren Nurul Islam yakni www.nuriska.id. Hadir sebagai narasumber lain yakni Syaifullah Ahmad Nawawi selaku Kepala Biro NU Online Jawa Timur.Ā
Kegiatan yang berlangsung di salah satu ruangan kampus Stiqnis tersebut juga dihadiri utusan dari lembaga pendidikan yang ada di pesantren setempat. Juga para dosen, mahasiswa, dan santri. (Ibnu Nawawi)Ā Ā