Santri Cililin Kembangkan Briket dari Eceng Gondok
NU Online · Rabu, 13 Juni 2007 | 02:19 WIB
Bandung, NU Online
Kelompok santri dari Pondok Pesantren Nurul Falah dan Nurul Bayan di Cililin Kabupaten Bandung mengembangkan produksi briket berbahan baku eceng gondok yang banyak diperoleh di sekitar Waduk Saguling.
"Sudah setahun ini pengembangan briket eceng gondok terus dilakukan melalui kerjasama dengan PT Indonesia Power UPP Saguling," kata pengasuh Ponpes Nurul Falah Cililin, Ust. Didin Saefudin di Bandung, Senin.
<>Berkat upayanya memproduksi energi alternatif pengganti bahan bakar minyak dengan bahan baku eceng gondok, kelompok itu mendapat penghargaan berikut bantuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pertengahan Mei 2007 lalu pada acara pembukaan Rapimnas Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Bandung.
Menurut Didin Saefudin, briket eceng gondok produksi kelompok itu sudah bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar untuk memasak di Pesantren Nurul Falah dan Nurul Bayan.
"Ke depan kami akan mengembangkannya lagi dengan sasaran memasok briket, minimal memenuhi kebutuhan untuk masyarakat di sekitar Saguling ini," kata Didin yang juga staf Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung.
Ia menyebutkan, pengembangan briket eceng gondok itu bermula dari pertemuan dengan pihak PT Indonesia Power UPP Saguling. Saat itu dibahas mengenai pencarian solusi penanganan eceng gondok di waduk itu.
Akhirnya Didin dkk menyatakan niatnya untuk memanfaatkan eceng gondok itu untuk dijadikan briket, PT Indonesia Power membantunya dengan memberikan modal awal.
"Bahan bakunya tidak sulit, karena banyak terdapat di sekitar Saguling. Selama ini eceng gondok jadi masalah di waduk itu, karena mempercepat sedimentasi," katanya.
Proses pembuatan briket itu dilakukan dengan mengambil eceng gondok yang sudah dibuang di pinggir waduk itu. Kemudian dirajang atau dihaluskan kemudian dicetak dalam bentuk briket. Selanjutnya dikeringkan.
"Selain jadi briket juga ditemukan briket arang dari eceng gondok, pupuk cair dan juga bio gas," kata Didin.
Namun, kendala yang dihadapi oleh Didin dkk adalah sulitnya untuk memasarkan produk karena masyarakat sudah terbiasa dengan minyak tanah.
"Produksi briket eceng gondok tidak sulit, hanya merubah budaya masyarakat untuk beralih menggunakan energi baru itu yang sulit. Produk briket itu saat ini dipakai sendiri di pesantren, tapi masyarakat sudah mulai tertarik," kata Didin.
Saat ini, kelompok tersebut tengah membuat peralatan dan sarana produksi. "Sebelumnya peralatan produksi briket itu terbuat dari kayu, namun dengan bantuan modal dari Presiden RI dipakai membuat peralatan produksi dari besi dan plat sehingga produksinya bisa lebih meningkat," demikian Didin. (ant/din)
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua